Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS
Kelompok 2:
Anisa
Mandasari
Delfi
Agustrina
Katon
Nurcahyo
Pedo
Putra Wijaya
Reja
Gusmadi
Selfi
Nurpatriani
Vivi
Asrina Okiawati
SMA Negeri 01 Lebong Sakti
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS”.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan penulisan dalam makalah ini
dan kami juga mengharapkan kritik serta saran untuk memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam membuat makalah ini.
Limaupit, April 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan
Masalah ............................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
2.1 Penularan
penyakit HIV/AIDS .................................................................... 3
2.2 Pencegahan
HIV/AIDS ................................................................................ 9
BAB III
PENUTUP ....................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan
................................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................... 15
BAB I
PEMBUKAAN
1.1
Latar
Belakang
Kita semua mungkin
sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang HIV/AIDS. Penyebaran
AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar
kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan
penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS
Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS
Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.
Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Bagaimana cara
penularan penyakit HIV/AIDS ?
·
Hal-hal apa saja yang
dapat menularkan HIV/AIDS ?
·
Hal-hal apa saja yang
tidak dapat menularkan HIV/AIDS ?
·
Apa ciri-ciri/gejala
seseorang yang terinfeksi HIV ?
·
Bagaimana proses
terjadinya infeksi HIV ?
·
Bagaimana cara mencegah
penularan HIV ?
1.3
Tujuan
Masalah
·
Mengetahui bagaimana
cara penularan penyakit HIV/AIDS.
·
Mengetahui hal-hal apa
saja yang dapat menularkan HIV/AIDS.
·
Mengetahui hal-hal apa
saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS.
·
Mengetahui apa saja
ciri-ciri/gejala seseorang yang telah terinfeksi HIV.
·
Mengetahui bagaimana
proses terjadinya infeksi HIV.
·
Mengetahui bagaimana
cara mencegah penularan HIV.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penularan
Penyakit HIV/AIDS
HIV
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang
manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh (imunitas) tubuh, sehingga tubuh
menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini
dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
HIV
adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain
melalui kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebu, yaitu AIDS. Virus HIV yang
telah masuk kedalam tubuh seseorang tidak akan menimbulkan gejala-gejala yang
terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak
sedang terkana penyakit. Namun perlu diwaspadai walaupun dari luar penderita
HIV tampak normal-normal saja, tetapi dia dapat menularkan virus tersebut
kepada orang lain dalam berbagai dalam berbagai cara yang mungkin juga tidak
disadari oleh penderita itu.
Jika
virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberpa tahun kemudian virus ini
akan mulai menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah putih. Kekebalan
tubuh seseorang yang terinfeksi HIV biasanya akan terus menerus dan kemudian
hilang dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 10 tahun. Setelah ekebalan tubuh
seseorang menghilang maka penyakit akan mudah menghinggapi orang tersebut.
Penyakit akan terus menerus hingga, sampai suatu saat muncul penyakit yang
benar-benar berbahaya yang kemudian akan mengakibatkan kematian.
HIV
harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan untuk dapat berada
di dalam tubuh manusia. Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati.
HIV bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila darah yang mengandung
HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering. Dalam media kering HIV akan
lebih cepat mati. HIV juga mudah mati oleh air panas, sabun dan bahan pencuci
hama lain. Karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat
menular lewat udara seperti virus lainnya, misalnya virus influenza. Virus
influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling kita, sehingga penularan
influensa dapat terjadi melalui udara.
Hubungan
seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel
mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding
vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks
vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir
vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama
di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV
di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui
saluran kencing pasangannya.
AIDS
tidak menular, yang menular adalah HIV yaitu virus yang menyebabkan tubuh
mencapai masa AIDS. Virus ini terdapat dalam larutan darah, cairan sperma, dan
cairan vagina sehingga dapat menular melalui kontak darah/ cairan tersebut.
HIV
dapat menular melalui:
1. Hubungan
seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini bisa
homoseksual maupun heteroseksual.
2. Alat
jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang tercemar
oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama-sama oleh para
pecandu narkotika akan mudah menularkan HIV diantara mereka bila salah satu diantaranya
seorang pengidap HIV.
3. Menerima
tranfusi darah yang terinfeksi HIV.
4. Tranmisi
ibu ke anak
Hal ini dapat terjadi
di utero selama minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Saat yang
kritis terhadap penularan HIV adalah saat proses melahirkan karena HIV menular
saat darah dan cairan vagina ibu kontak dengan darah dan cairan darah anaknya.
5. Penularan
HIV juga terjadi pada Susu Ibu atau ASI.
HIV
tidak dapat menular melalui:
1. Keringat,
air liur
2. Bersalaman
3. Ciuman,
senggolan, pelukan, dan kegiatan sehari-hari lainnya
4. Gigitan
nyamuk
5. Makan
dan minum bersama
6. Pemakaian
alat makan minum bersama
7. Pemakaian
fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang
8. Batuk,
bersin
9. Bekerja,
bersekolah, berkendaraan bersama
10. HIV
tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada diluar
tubuh.
11. HIV
tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.
Perjalanan
infeksi HIV
Saat
HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa inkubasi yang
cukup lama, yaitu antara 7 sampai 10 tahun. Masa inkubasi dari suatu penyakit
adalah masa antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh (infeksi)
sampai mulainya orang tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala sakitnya.
Pada infeksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-gejala
AIDS berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10
tahun. Selama 7 sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap HIV, yang
disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Pengidap HIV ini tampak seperti
orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala sakit apapun. Namun walaupun
demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain. Selanjutnya setelah
periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AIDS, dan orang
tersebut disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya
secara bertahap, bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya penderita
meninggal dunia. Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal
adanya periode jendela (Window Period). Yaitu masa di mana orang
tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka
belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti zat anti
(antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium.
Periode jendela ini biasanya berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya
infeksi. Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV,
seseorang telah menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang
hidupnya. Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah
menjadi sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada
setiap kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu. Bila digambarkan maka
skema perjalanan infeksi HIV adalah sebagai berikut :
Tahapan
infeksi HIV
Masa Inkubasi penyakit ini belum
diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi
darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2
-5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai
terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela
-
HIV masuk ke dalam
tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah.
-
Tidak ada tanda2
khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.
-
Test HIV belum bisa
mendeteksi keberadaan virus ini.
-
Tahap ini disebut
periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala)
rata-rata selama 5-10 tahun:
-
HIV berkembang biak
dalam tubuh.
-
Tidak ada tanda-tanda
khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.
-
Test HIV sudah dapat
mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV.
-
Umumnya tetap tampak
sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun, di
negara berkembang lebih pendek).
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
-
Sistem kekebalan tubuh semakin
turun.
-
Mulai muncul gejala
infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa diseluruh tubuh,
diare terus menerus, flu, dll.
-
Umumnya berlangsung
selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
-
Kondisi sistem kekebalan
tubuh sangat lemah.
-
Berbagai penyakit lain
(infeksi oportunistik) semakin parah
Ciri-ciri
atau gejala penderita AIDS
Sebenarnya tidak ada
tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV,
karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5
sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS).
Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV kepada orang lain.
Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV kepada orang lain.
Secara umum,
tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan
AIDS adalah:
·
Demam : demam
merupakan gejala awal terkena virus HIV, suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius.
Pada gejala ini merupakan tahap virus masuk kedalam aliran darah dan
bereplikasi dalam jumlah besar. sehingga terjadinya reaksi inflasi yang ada
didalam tubuh.
·
Kelelahan : kelelahan
yang berlebihan adalah tanda efek dari sistem kekebalan tubuh yang aktif.
·
Otot Pegal, Nyeri Sendi, dan
Pembengkakan Kelenjar Getah Bening : Pada tanda ini merupakan tanda
yang biasa terjadi jika seorang terjangkit virus. sedangkan pembengkakan
kelenjar getah bening adalah tanda bahwa sitem kekebalan tubuh sedang aktif.
·
Nyeri Tenggorokan dan Sakit Kepala :
nyeri tenggorokan dan sakit kepala merupakan tanda bahwa antibodi tidak
melawan virus HIV AIDS.
·
Ruam-Ruam Kulit : Ruam-ruam
pada kulit yang seperti bisul-bisul kecil dan berwarna merah muda yang terasa
gatal. Gejala ini memakan waktu yang panjang dan tak kunjung sembuh. bila ini
terjadi segera hubungi dokter.
·
Diare, Mual dan Muntah Kepanjangan :
Pada gejala ini merupakan tanda bahwa bakteri dan kuman dapat masuk ke
tubuh kita dengan mudah karna sistem imun kita sudah menurun.
·
Turunnya Berat Badan : Jika berat
badan anda menurun hingga 10% dan terjadi diare dan demam yang panjang biasanya
dalam waktu 30 hari.
·
Batuk Kering : batuk kering
bila ini terjadi dalam waktu yang lama kira-kira satu minggu dan tak kunjung
sembuh atau berkurang setelah meminum obat.
·
Pnuemonia dan Toksoplasmosis : Pnuemonia
merupakan penyakit infeksi paru-paru, ini disebabkan oleh jamur dan biasanya
terdapat pada seseorang yang sistem imunnya menurun, sedangkan Toksoplasmosis
adalah sejenis parasit yang menyerang otak, ini diakibatkan oleh sistem imun
yang menurun.
·
Berkeringat Pada Malam Hari : berkeringat
pada malam hari merupakan tanda dari 50% orang yang pernah menderita penyakit
AIDS, ini bukan karna suhu atau aktifitas berlebihan.
·
Perubahan Pada Kuku : kuku
melengkung dan menebal serta terjadi perubahan warna seperti kehitaman dan
kebiru-biruan. Penyebab dari tanda ini adalah terinfeksi jamur.
·
Bingung dan Sulit Berkonsentrasi : Pada tahap
ini merupakan tahap akhir yang disebabkan karna fungsi motorik tidak mampu
berkordinasi dengan baik sehingga penderita tak mampu mengerakkan tangannya dan
pada tahap ini tandanya adalah mudah lupa, marah, dan tersinggung.
·
Herpes di Mulut dan Alat Kelamin : Gejala ini
merupakan infeksi pada stadium akhir.
·
Menstruasi Tidak Teratur : Lama datang
bulan, ini terjadi karna jumlah darah yang semakin berkurang.
·
Infeksi Jaringan Kulit Rambut
Gejala-gejala di atas
ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit- penyakit lain.
Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada sistem
kekebalan tubuh. Gejala penurunan kekebalan tubuh di tandai dengan mudahnya
diserang penyakit lain, dan disebut infeksi oportunistik. Maksudnya adalah
penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit
(yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila sistem kekebalan tubuh baik
kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh.
2.2
Pencegahan
HIV/AIDS
Hingga
kini masih belum ditemukan obat yang dapat mengatasi dan mengobati HIV/AIDS
secara signifikan. Yang dapat kita lakukan adalah melakukan usaha-usaha
pencegahan penularan HIV. HIV (Human Immunodeviciency Syndrome), yaitu sebuah
penyakit yang secara perlahan akan merusak kekebalan tubuh seseorang sehingga
seseorang yang terjangkit HIV akan mudah terinfeksi, dan sakit yang tak kunjung
sembuh. Untuk menghindari penularan HIV/AIDS kita dapat melakukan beberapa hal
berikut ini:
1. Pencegahan
Penularan melalui Hubungan Seksual
Telah kita ketahui
bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu pencegahan
penularan melalui hubungan seksual memegang peranan paling penting. Untuk itu
setiap orang perlu memiliki perilaku seksual yang aman dan bertanggungjawab,
yaitu:
a.
Tidak melakukan
hubungan seksual sebelum menikah (Abstinence). Hubungan seksual hanya
dilakukan melalui pernikahan yang sah.
b.
Bila telah menikah,
hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan. sendiri, yaitu suami atau
isteri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seksual di luar nikah.
c.
Bila salah satu
pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kondom secara benar dan konsisten.
Ketiga
konsep pencegahan di atas ini dikenal dengan istilah ABC (Abstinence, Be
faithful, Condom).
d.
Mempertebal iman dan
takwa aagar tidak terjerumus ke dalam hubungan hubungan seksual diluar nikah.
e.
Jangan berganti-ganti
pasangan seksual.
f.
Abstrinensi (tidak
melakukan hubungan seks).
2. Pencegahan
Penularan Melalui Darah
Penularan HIV melalui
darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam berbagai tindakan yang berhubungan
dengan darah maupun produk darah dan plasma.
a.
Transfusi darah
Harus
dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu
dianjurkan pada seseorang yang HIV (+) atau mengindap virus HIV dalam darahnya,
untuk tidak menjadi donor darah. Begitu pula dengan mereka yang mempunyai
perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks dengan
berganti-ganti pasangan.
b.
Penggunaan produk darah
dan plasma
Sama
halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap produk darah
dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV.
c.
Penggunaan alat suntik,
dan alat lain yang dapat melukai kulit. Penggunaan alat-alat seperti jarum,
jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya.
Tindakan desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan
tindakan yang sangat penting untuk dilakukan. Cara mensterilkan alat-alat
tersebut dapat dengan mencucinya dengan benar. Anda dapat memakai ethanol 70%
atau pun pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu
semprotkan keluar. Hal ini dilakukan dua kali.
d.
Bersikap waspada pada
jarum suntik dan alat bedah
Jarum
suntik, pisau cukur, obat infus, dapat menularkan virus HIV pada tubuh yang
sehat. Sebaiknya anda menghindari secara waspada pengunaan alat-alat ini pada
tubuh anda. Pastikan bahwa setiap jarum suntik yang masuk pada tubuh anda
adalah sterul dan bersih. Lakukan kewaspadaan dengan beberapa langkah berikut
ini.
·
Gunakan jarum suntik
sekali pakai.
·
Sterilkan segala
peralatan bedah yang akan digunakan.
·
Hindari mengkonsumsi
narkoba, karena penularan tertinggi adalah lewat jarum suntik yang digunakan
dalam aktivitas narkoba.
·
Hindari mentato tubuh,
apalagi mentato tubuh disembrang tempat yang tidak bisa dijamin steril dan
bersih.
e.
Menghindari kontak
darah dengan penderita HIV
HIV/AIDS
dapat disebarkan melalui kontak darah lewat tranfusi melalui tubuh yang
terinfeksi HIV dengan tubuh yang sehat. Juga dapat ditularkan melalui luka pada
penderita HIV/AIDS kepada seseorang yang sehat. Oleh karena itu gunakan selalu
pengaman seperti sarung karet jika anda berurusan dengan penderita HIV untuk
mencegah anda tertular virus HIV/AIDS.
3. Pencegahan
Penularan dari Ibu kepada Anak
Seorang ibu yang
terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnva atau bayinya
cukup besar, kemungkinannva sebesar 30-40 %. Risiko itu akan semakin besar bila
si ibu telah terkena atau menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi
seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali
tentang kehamilan. Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat
kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk tetap menyusukan bayi dengan
ASI-nya. Sebaiknya wanita yang telah terinfeksi HIV dianjurkan untuk tidak
hamil.
Melihat kondisi-kondisi
di atas, yang bisa kita lakukan untuk pencegahan penyebaran HIV adalah
berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri kita sendiri maupun orang
lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntutan norma agama dan sosial yang
berlaku dimasyarakat. Di samping itu, menyebarkan informasi tentang HIV / AIDS
adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga, dan lingkungan dari
penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan sederhana:
1.
Berikan informasi yang
benar dan tepat yang sudah anda terima kepada lingkungan anda sendiri.
Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga, dll.
2.
Jika dalam percakapan
sehari-hari anda mendengar informasi yang salah tentang HIV/AIDS, langsung
diperbaiki dengan cara yang benar.
Dalam lingkungan
sekolah antar institusi pendidikan :
1.
Mengusulkan adanya
diskusi dan seminar atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
pencegahan HIV/AIDS.
2.
Mengadakan kegiatan
lain yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS, misalnya lomba poster, lomba
mengarang, dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas,
kita mengetahui bahwa ada beberapa hal penting dalam mengurangi risiko
terjadinya penularan HIV/AIDS:
1.
Tidak melakukan
hubungan seks, bagi yang belum nikah.
2.
Selalu menghindarkan
diri dari penggunaan obat-obat terlarang (narkotik, heroin, ganja, dan
lain-lain).
3.
Menjauhkan diri dari
minuman yang bisa memabukkan.
4.
Sebaiknya tidak
menggunakan alat-alat seperti alat suntik, alat tindik, alat tatto, pisau
cukur, atau sikat gigi bersama orang lain.
5.
Selalu membersihkan
(mensterilkan) peralatan medis atau non medis, khususnva yang berhubungan
dengan cairan tubuh manusia.
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika
prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV. ODHA sering
terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau
bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes
HIV adalah satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak.
Pencegahan
HIV/AIDS bagi yang belum terinfeksi:
1. Pahami
HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV/AIDS dan bagaimana virus ini
ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegaha, sebarkan
pengetahuan ini ke orang lain seperti keluarga, sahabat dan kerabat.
2. Ketahui
status HIV/AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan sembarangan orang menjadikan
pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui
status HIV/AIDS patner seks anda sangatlah penting.
3. Gunakan
jarum suntik yang baru dan steril (baik ketika berobat di RS, dokter, tatto
atau ketika melakukan tindik). Penyebaran paling cepat HIV/AIDS adalah melalui
penggunaan jarum suntiksecara bergantian dengan orang yang memiliki status HIV
positif, penularan melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU (Injection Drug
User).
4. Gunakan
kondom berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaan kondom
saat berhubungan seks cukup efektif mencegah penularan HIV/AIDS melalui seks.
5. Lakukan
sirkumsisi/khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutes
of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko
53% lebih kecil daripada mereka yang tidak melakukan sirkumsisi/khitan.
6. Lakukan
tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi,
sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali.
Pencegahan HIV/AIDS bagi yang telah
terinfeksi:
1. Beritahu
patner seks bahwa anda telah positif HIV/AIDS. Pemahaman patner seks terhadap
status HIV sangatlah penting untuk antisipasi paska seks agar tidak menular ke
yang lain.
2. Jika
anda hamil, segera konsultasikan dengan tim medis terdekat agar mendapat
penanganan khusus, saat melahirkan melakukan operasi caesar dan bagi penderita
HIV tidak disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya.
3. Hindari
donor darah dan donor organ.
4. Jangan
biarkan orang lain memakai sikat gigi dan barang-barang pribadi lainnya,
meskipun kemungkinan tertular melalui barang-barang pribadi ini sangat kecil,
tapi tetap saja masih ada kemungkinan.
5. Beritahukan
status HIV/AIDS anda kepada orang yang terpercaya. Selain untuk melindungi
orang lain, hal ini juga untuk memastikan bahwa anda mendapat perawatan dari
orang tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penyebaran AIDS itu
berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai
sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat
ini belum bisa dicegah dengan vaksin. HIV merupakan penyakit yang sangat
berbahaya, maka dari itu kita harus waspada terhadap virus tersebut. Sebaiknya
kita tidak melakukan hal-hal yang dapat menularkan penyakit tersebut. Ingat,
mencegah lebih baik daripada mengobati.
3.2
Saran
Agar kita semua
terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati memilih pasangan hidup,
jangan sampai kita menikah dengan pasangan yang mengicap HIV / AIDS, karena
selain dapat menular kepada diri kita sendiri juga dapat menular kepada janin
dalam kandungan kita. Kita juga harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik
secara bergantian dan tranfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.
DAFTAR PUSTAKA
Sumaryoto dan
Nopembri, Soni. 2014. Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan kelas XI Semester 2. Jakarta: pusat kurikulum dan
perbukuan.
Obat herbal Dr. Imoloa yang luar biasa adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dymyme, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
BalasHapusSaya di sini untuk memberikan kesaksian saya bagaimana saya sembuh dari HIV, saya menghubungi HIV saya melalui pisau. Seorang teman saya menggunakan pisau untuk mengupas kuku jarinya dan menjatuhkannya di tempat dia menggunakannya, jadi setelah dia pergi saya tahu apa yang datang kepada saya, saya melihat kuku saya, kuku saya sangat panjang dan saya mengambil pisau yang dia hanya digunakan pada kukunya sendiri untuk memotong kuku jariku, karena aku mempertahankan namaku, aku melukai diriku sendiri secara keliru. Saya bahkan peduli tentang itu, jadi ketika saya sampai di rumah sakit minggu berikutnya ketika saya sakit dokter memberi tahu saya bahwa saya HIV positif, saya bertanya-tanya dari mana saya mendapatkannya jadi saya ingat bagaimana saya menggunakan pisau teman saya untuk memotong dari tangan saya jadi saya merasa sangat sedih di hati saya sampai-sampai saya bahkan tidak tahu harus berbuat apa, jadi suatu hari saya sedang melewati internet saya bertemu dengan kesaksian seorang wanita yang semuanya berbicara tentang bagaimana dia disembuhkan oleh seorang dokter bernama DR Imoloa jadi saya segera mengirim email ke dokter tersebut dan dia juga menjawab saya dan mengatakan kepada saya persyaratan yang akan saya berikan dan saya lakukan sesuai perintahnya, dia menyiapkan jamu untuk saya yang saya minum. Dia mengirimi saya pesan pada minggu berikutnya bahwa saya harus menjalani tes yang saya lakukan yang mengejutkan saya sendiri, saya menemukan bahwa saya HIV negatif. Ia juga telah menyembuhkan semua jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan seperti: penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit Addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus, Penyakit Jamur Kuku, Kelumpuhan, Penyakit Celia, Limfoma , Depresi Mayor, Melanoma Maligna, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Artritis Reumatoid, Penyakit Alzheimer dan banyak lagi. Berkat dia sekali lagi dokter hebat yang menyembuhkan saya dr. Imoloa jadi Anda juga bisa email dia melalui drimolaherbalmademedicine@gmail.com atau whatsapp dia di + 2347081986098. / situs web- drimolaherbalmademedicine.wordpress.com. Tuhan memberkati Anda, Tuan.
BalasHapus