Rabu, 13 Juli 2016

Makalah Seksually Transmitted Desease (STDS)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan penyertaannya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “SEKSUALLY TRANSMITTED DESEASES (STDS)” kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar,tetapi kami menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna,jadi kami mohon untuk memberikan masukan,kritik,dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan tugas makalah ini.
Akhir kata kami berharap tugas ini sangat berguna dan membantu menyumbangkan pengetahuan tentang materi Memahami Pencegahan Perilaku Terkait yang Menuju Sexually Transmitted Diseases (Stds), Aids, Dan Kehamilan.

Limaupit, Januari 2016
                                                                                                  Penulis













DAFTAR  ISI
HALAMAN AWAL  ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR  ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................  iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1    Latar Belakang ...................................................................................................  1
1.2    Rumusan Masalah ..............................................................................................  2
1.3     Tujuan Makalah .................................................................................................  2
1.4     Manfaat Makalah ..............................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1  Pegertian Sexually Transmitted Disease (STDS) ................................................ 3
2.2  Perilaku yang terkait dengan Sexually Transmitted Diseases ( STDS ) .............. 4
2.3    Gejala infeksi Sexually Transmitted Diseases ( STDS ) .................................... 5
2.4    Pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS) ........................................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10

3.1  Kesimpulan......................................................................................................... 10
3.2  Saran .................................................................................................................. 10

Daftar Pustaka .................................................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Di Indonesia penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbunya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyulit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai dampak yang lebih luas baik biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.
Dalam pertemuan di Atlanta USA tentang penyakit hubungan seksual, menyatakan bahwa mata rantai yang ditularkan oleh WTS tidak dapat dihilangkan tetapi hanya mungkin diperkecil peranannya. Dengan diketemukannya penyakit AIDS yang disebabkan oleh virus dan sampai sejauh ini belum ada pengobatannya, maka masyarakat akan lebih berhati-hati. Secara kelakar disebut pula bahwa PID adalah pretty international diseases, oleh karena disebar luaskan oleh wanita cantik yang berstatus sebagai wanita tunasusila (WTS) atau wanita penghibur.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan tenaga konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih terbatas. Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS)  ?
2.      Apa saja perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS)?
3.      Bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS)  ?
4.      Bagaimana cara pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS)?

1.2     Tujuan makalah
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
2.    Untuk mengetahui apa saja perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
3.    Untuk mengetahui bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS).
4.    Untuk mengetahui bagaimanacara pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS).

1.3  Manfaat Makalah
1.    Supaya dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
2.    Supaya dapat mengetahui apa saja perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
3.    Supaya dapat mengetahui bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS).
4.    Supaya dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pegertian Sexually Transmitted Disease (STDS)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).
Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :
·                      kemandulan
·                      kecacatan
·                      gangguan kehamilan
·                      kanker
·                      kematian
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu : faktor medis dan faktor sosial.

2.2  Perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Disease  ( STDS )
Penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita tunasusila/pria tunasusila yang dapat masuk dalam kehidupan rumah tangga.
Disamping itu perilaku seks tidak sehat dari sebagian kecil masyarakat juga turut berperan dalam penyebaran penyakit ini. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyakit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak dikehendaki yang mempunyai dampak yang lebih luas baik biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan penanganan yang t.epat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir [rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan tenaga konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih terbatas. Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.

2.3 Gejala Seksually Transmitted Disease  ( STDS )
Gejala
Perempuan
Laki-laki


Luka
Luka terbuka dan atau luka basah dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan (papules) kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin


                Anus gatal atau iritasi/Gatal-gatal di daerah alat kelamin.





Cairan tidak normal
Cairan dari alat kelamin bisa gatal, warna keputihan, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan berbau atau berlendir. Cairan tubuh bisa juga keluar dari anus.

Cairan bening atau berwarna berasal dari pembukaan alat kelamin pria atau anus, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing.


Pada wanita, dapat juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.

Buang air kecil lebih sering dari biasanya.



Sakit pada saat buang air kecil

PMS pada wanita biasanya tidak menyebabkan sakit atau burning urination

Rasa terbakar atau rasa/ perih/panas/sakit selama atau setelah urination terkadang diikuti dengan keluarnya cairan putih dari alat kelamin pria


Nyeri di paha atau bagian  perut lebih rendah.


Gejala
Perempuan
Laki-laki
Perubahan warna kulit
Terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh

Tonjolan seperti jengger ayam

Tumbuh tonjolan seperti jengger ayam/kutil di sekitar alat kelamin


Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh.


Sakit pada bagian bawah perut

Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)


Kemerahan

Kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau diantara kaki

Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar

Pembengkakan kelenjar getah bening atau kemerahan di sekitar alat kelamin



Macam penyakit  Menular Seksual (PMS) dan penyebabnya :
a. Jenis PMS disebabkan Bakteri
1) Gonore atau kencing nanah, gejalanya:
a)    Rasa sakit saat buang air kecil dan saat ereksi.
b)   Keluar nanah dan dari saluran kencing terutama pada pagi hari.
c)    Pada perempuan: nyeri di daerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan dan bau yang tidak sedap.
2) Klamidia, gejalanya:
a)    Keputihan, dapat disertai nyeri saat kencing, dan pendarahan setelah hubungan seksual. Gejalanya mirip GO tapi lebih ringan.
b)   Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang menimbulkan nyeri perut bagian bawah.
3) Sipilis atau raja singa, Gejalanya:
a)    Luka yang bersih dan tidak nyeri di sekitar alat kelamin, anus, dan mulut yang muncul kira-kira 2-3 minggu setelah terinfeksi.
b)   6-8 minggu kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening disusul dengan tidak enak badan dan bercak kemerahan pada kulit.
4) Chancroid, gejalanya:
a)    Luka yang kotor dan nyeri disekitar alat kelamin yang muncul kira-kira 1 minggu setelah infeksi.
b. Jenis PMS disebabkan oleh Virus
1) Herpes genital atau herpes simplex, gejalanya:
a)    Bintil-bintil berisi cairan yang menjadi luka kecil di sekitar alat kelamin dan mulut.  Luka-luka kecil ini bisa sakit sekali pada saat infeksi pertama kali dan dapat kambuh secara berulang-ulang bila ada gangguan emosi/psikis atau haid.
b)   Sebelum munculnya bintil-bintil ini, biasanya ada gejala awal yang mendahului antara lain: rasanya seperti sakit, flu, rasa tidak enak dpinggang, kelenjar getah bening membengkak.
2) Hepatitis B dan C, gejalanya:
a)    Badan lemas, kurang gairah dan kadang demam.
b)   Pada kasus parah, tampak kulit dan selaput mata berwarna kuning.
3) Human papillomavirus (Kutil kelamin atau sering disebut jengger ayam), gejalanya:
a)    Benjolan-benjolan kecil di sekitar alat kelamin yang dapat bersatu seperti jengger ayam dan menular.
b)   Pada  perempuan dapat mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam, liang kemaluan sampai leher rahim.
c)    Pada pria terdapat pada penis dan saluran kencing  bagian dalam. Pada wanita hamil kutil ini bisa tumbuh sampai besar.
4) HIV, gejalanya
a)    Demam
b)   Keringat malam
c)    Sakit kepala
d)    Kemerahan di ketiak, paha atau leher
e)     Diare yang terus menerus
f)     Penurunan berat badan secara cepat
g)   Batuk, dengan atau tanpa darah
h)   Bintik ungu kebiruan pada kulit
c. Jenis PMS Lainnya:
1) Protozoa: Trikomoniasis, gejalanya:
a)    Gejala spesifik berupa keputihan yang banyak, kadang kadang berbusa, kehijauan, berbau busuk, nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.
b)   Jamur: Candidiasis
c)     Hama: Kutu kelamin, Scabies

              2.4 Pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS)
Pencegahan merupakan cara yang bijak sebelum kalian terjangkit penyakit kelamin, karena jika terjangkit kalian akan mengalami kerugian yang besar. Pencegahan penyakit kelamin diantaranya dengan:
Pencegahan Penularan lewat seks : Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan pasangannya saja kalau sudah menikah.
Pencegahan Penularan Cara lainnya :
a.    Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari penderita Infeksi Menular Seks (IMS) ke dalam tubuh kita.
b.    Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
c.    Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril. Misalnya jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang baru biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.
d.   Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, dimulai dari diri sendiri dan keluarga sehingga terbentuknya masyarakat yang religious.
e.    Memberikan pemahaman tentang seks pada anak-anak sekolah, untuk  berhati-hati dan tidak mencoba-coba.
f.      Menghargai hubungan seksual sebagai suatu yang sakral sehingga hanya boleh dilakukan pada pasangan yang telah menikah.
g.    Pemberantasan peredaran narkoba.
h.    Menutup tempat-tepat prostitusi dan pelacuran terselubung.
i.      Menjaga kebersihan pakaian dalam dan toilet umum.
j.      Merawat rambut disekitar alat kelamin.
k.     Pemeriksaan rutin ke dokter kulit dan kelamin




BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan

Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDS), Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Merupakan salah satu penyakit yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.
Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS di antaranya Gonore (kencing nanah) dan Kondiloma Akuminata (KA). Prilaku seksual berupa bergonta-ganti pasangan seksual akan meningkatkan penularan penyakit, Kelompok berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual yaitu PSK (Pekerja Seks Komersial). Angka penyakit IMS di kalangan PSK (Pekerja Seks Komersial) tiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Saat ini diperkirakan 80%-90% PSK terinfeksi IMS seperti : Neisseria gonorrhoeae, Herpes simplex vinio tipe 2 dan clamidia. Pekerja seks memerlukan skrining secara rutin untuk IMS seperti penggunaan kondom tidak sepenuhnya protektif.

3.2 Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS ( Infeksi Menular Seksual ), dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan pengetahuan pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna dapat merusak masa depan mereka  dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.



DAFTAR PUSTAKA
sta.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-seksual-transmitted-deseases.html
Kemendikbud. 2015. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.