PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG
DINAS
PENDIDIKAN NASIONAL PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 LEBONG SAKTI
Alamat Jln. Raya Lemeu Pit
EFEK RUMAH KACA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
:
Dila
Tri Utami
Doyosi
Oktavianti
Katon
Nurcahyo
Lara
Gustina
Puji
Haryadi Mulyana Sukma
Zela
Novita
TAHUN PELAJARAN
2015-2016
1. Dampak negatif antara lain :
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
karya tulis kami yang berjudul : “Efek
Rumah Kaca “ dengan baik dan lancar.
Upaya kami ini bagai setetes
air ditengah samudra dunia pendidikan nasional. Namun, kami selalu mengharap
apa yang kami perbuat dapat turut serta menyukseskan tujuan pendidikan nasional
demi kemajuan bangsa.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun khususnya.
Lebong Sakti 01 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat
Makalah ......................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Makalah ..................................................................................................... 2
1.3.2 Manfaat Makalah ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Efek Rumah
Kaca ......................................................................................... 3
2.2 Penyebab Efek Rumah
Kaca .......................................................................................... 4
2.3 Akibat Efek Rumah
Kaca ............................................................................................... 5
2.4 Solusi Untuk
Mengatasi Efek Eumah Kaca ................................................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan dan
Saran .................................................................................................... 10
3.1.1 Kesempulan .......................................................................................................... 10
3.1.2 Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di
bumi ini, maka kita akan merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan
bumi ini semakin panas dan cuaca menjadi tidak menentu. Para ahli menyebutnya
dengan istilah pemanasan global atau global warming, dimana terjadi
peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak
terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke
angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang
berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat
menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer
sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke
angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer)
atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang
cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu,
akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah
pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan
begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama
beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya
planet bumu ini terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin maju perkembangan zaman
maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau manusia juga akan mangikuti
perkembangan tersebut.
Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang
menghasilkan kontributor pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2),
metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama
dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), nitrogen oksida (NO) dari
pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan
(CFC). Diamana gas-gas tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer
bumi. Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga
makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan
melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke
atmosfer.
Fokus dari makalah kami adalah membahas tentang efek
rumah kaca itu sendiri ditinjau dari segi pengertian, hal-hal yang menyebabkan
efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasi
efek rumah kaca agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian efek rumah kaca?
·
Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
·
Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
·
Bagaimana solusi untuk mengatasi efek rumah kaca?
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah
1.3.1 Tujuan Makalah
·
Untuk Mengerti apa itu efek rumah kaca.
·
Untuk mengetahui penyebab efek rumah
kaca.
·
Untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkannya.
·
Untuk mengetahui solusi efek rumah
kaca, agar kita dapat meminimalisasinya.
1.3.2
Manfaat Makalah
· Supaya dapat mengetahui apa itu efek rumah kaca.
· Supaya dapat mengetahui penyebab efek rumah kaca.
· Supaya dapat mengetahui akibat yang ditimbulkannya.
·
Supaya dapat mengetahui solusi efek
rumah kaca, agar kita dapat meminimalisasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris
disebut green house efect, pada awalnya berasal dari pengalaman
para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca
untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para
petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang
mudah menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca
suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang
menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah
kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi
gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak
bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi
diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer
ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim
dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi
karena gas-gas dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar
matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk
hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu
di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah
bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek
rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu
150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Gas Rumah Kaca
1. Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami
dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi
uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara
langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.
2. Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang
dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar
fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan,
menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik.
Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida
semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk
perluasan lahan pertanian.
3. Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga
termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap
panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan
selama produksi dan transportasibatu bara, gas alam,
dan minyak bumi.
Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan
sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu,
terutama sapi,
sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada
pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah
kali lipat.
4. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat
kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan
pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari
karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan
masa pre-industri.
5. Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses
manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburanalumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22)
terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi,
perabotan (furniture), dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di
beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon(CFC)
sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga
mengurangi lapisan ozon (lapisan
yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).
2.2 Penyebab Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan
bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut
untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
·
25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
·
25% diserap awan
·
45% diserap permukaan bumi
·
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk
radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar
inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan
gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca
adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
2.3 Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang
ditimbulkannya, dampak tersebut dapat berupa dampak negatif dan positif.
1. Dampak negatif antara lain :
a.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya,
sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
b.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
c.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhuair laut sehingga
air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
d.
Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim
di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem
penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.
2. Dampak positif adanya efek rumah
kaca antara lain :
a.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam
atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan
suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak
ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya
akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar
makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu
rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C,
suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
b. Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan
berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
c.
Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan
memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya
dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali
digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai dilakukan.
d.
Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas
untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.
2.4 Solusi untuk Mengatasi
Efek Rumah Kaca
Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca
dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Mengubah perilaku setiap
orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca,
tentunya harus dimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap
individu untuk melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi
generasi penerus di kemudian hari.
a. Penggunaan alat
listrik
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh,
sehingga asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan
penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk
prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik di Jawa-bali menggunakan batubara,
batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi
paling besar. Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26 % total emisi yang
dihasilkan di Indonesia.
a.
Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
b.
Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada
kondisi stand by, alat elektronik masih
mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang elektronik akan
lebih baik jika dilepas dari stop kontak bila sudah
tidak digunakan
c.
Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu
taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung cahaya
matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam ruangan di
pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi
penyebab pemanasan global
d.
Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
e.
Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan
listrik.
Misalnya :
1. Penggunaan komputer dan printer.
1. Penggunaan komputer dan printer.
• Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau
monitor. Layar bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga
tidak perlu menunggu komputer mati terlebih dahulu.
• Menggunakan laptop lebih hemat energi dibandingkan dengan
komputer pribadi (PC). Laptop hanya memerlukan daya 60 watt, sementara PC
sekitar 200 watt (bahkan lebih).
• Monitor komputer jenis LCD lebih hemat energi jika dibandingkan jenis
CRT. Monitor jenis LCD hanya memerlukan listrik sebesar 40 watt, sedangkan
jenis CRT memerlukan 120 watt. Saat stand by, monitor LCD hanya
menggunakan listrik 3 watt, sedangkan monitor CRT menggunakan 20 watt.
• Mematikan komputer atau laptop saat tidak digunakan. Printer
yang sedang tidak digunakan, tetapi kabel selalu terpasang akan
menghasilkan emisi sebesar 21 kg CO2 per tahun atau sekitar Rp. 17.000,00 per
tahun
2.
Penggunaan setrika.
• Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas
otomatis.
• Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik
sesuai dengan bahan pakaiannya.
• Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan
mencolokkan kembali setrika ke sumber listrik.
• Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat
panas.
• Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan
ditinggalkan untuk mengerjakan yang lain
3.
Penggunaan pompa air.
• Menggunakan reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah
tangga, jika tidak, maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau
ember.
• Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis.
• Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik
pada tangki air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air
sudah penuh.
• Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya
listrik yang dipakai.
• Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi.
4. Penggunaan charger handphone (HP).
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke
baterai handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi
charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik,
segera mencabut charger, jika baterai handphone sudah penuh.
5.
Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan magic jar menyala selama 24 jam.
Mematikan magic jar setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan magic
jar hanya pada saat ingin memanaskan nasi atau masakan.
6.
Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan
stop kontak dengan tombol on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang
kabel.
7. Proses mencuci.
Menurut penelitian Institut Manufaktur di Universitas
Cambrige, 60% pemborosan energi diasosiasikan dengan masa selama
mencuci dan mengeringkan pakaian. Menggunakan air dingin untuk mencuci dan
membilasnya dan mengeringkan pakaian di jemuran. Hal terebut dapat menghemat
energi. Dengan demikian, kita telah mengurangi emisi karbon dioksida
sampai 90%.
b. Penggunaan kendaraan bermotor
· Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
· Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk
lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi yang
digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk
dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak kalah kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli
makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
· Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi
dan merawat kendaraan bermotor dengan baik.
c. Go
green
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat
dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat
dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara,
seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada
gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa
disebut dengan taman kota.
d. Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
- Mengurangi penggunaan sampah
- Memisahkan antara sampah organik
dengan sampah non organik.
Memisahkan antara sampah organik, plastik dan kertas,
maka akan mempermudah dalam proses mendaur ulang sampah. Sampah organik bisa
dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan atau didaur
ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang
kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS).
- Menghemat penggunaan
kertas.
Setiap harinya sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27.000 batang
kayu. Pada tahun 2005, Indonesia mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu
yang diambil dari hutan alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu
hektar per hari. Kegiatan penebangan dan kebakaran hutan merupakan penyumbang
emisi terbesar, yaitu sekitar 64% dari total emisi di Indonesia. Diantaranya
diakibatkan oleh kegiatan pabrik kertas. (Kementerian Lingkungan Hidup, 1999)
- Mengurangi penggunaan tisu
- Mengurangi konsumsi daging sapi
Dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi, maka akan semakin banyak
pula sapi di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi NO2 dan
pembusukan kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak
sapi, maka akan semakin banyak jumlah kotorannya.
- Mendaur ulang kertsa, plastik, dan
logam
Mendaur ulang kertas bekas untuk dijadikan kertas kembali ataupun
kerajinan tangan akan sangat membantu jumlah sampah kertas. Hal tersebut juga
dapat dilakukan untuk sampah plastik dan logam.
- Membuat kompos
e. Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca
Dengan cuaca yang tidak menentu merupakan salah satu dampak efek rumah
kaca. Mulai saat ini selalu siap sedia jas hujan, payung dan sepatu bot untuk
bepergian.
Bahaya efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun,
jika upaya-upaya sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara
bersama-sama dan terus-menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat
dikurangi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adanya efek rumah kaca adalah
disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang
menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi
dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi
lebih panas. Gas-ga rumah kaca itu antara lain : Uap
air, Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas lainnya berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22), klorofluorokarbon (CFC) , PFCs
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride).Akibat yang ditimbulkan dari
efek rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak
yang ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk
hidup.
Beberapa solusi untuk
mengatasi adanya efek rumah kaca dapat dilakukan dari pihak pemerintah dan
masyarakat untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. Dari pemerintah dapat
dilakukan dengan membuat kebijakan untuk mengajak masyarakat dalam
menanggulangi efek rumah kaca. Sementara masyarakat dapat melakukan
kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari misalnya : penghematan penggunaan
alat listrik, keefisienan penggunaan kendaraan bermotor dengan cara menghemat
BBM, Go green dengan reboisasi atau penanaman pohon, pengelolaan sampah,
beradaptasi dengan dapak efek rumah kaca.
3.2 Saran
Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan siswa
mampu dan mau mengetahui dan memahami efek
rumah kaca, penyebab timbulnya efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkan, dan
solusi dalam menanggulangi dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar