KOLONIALISME dan PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK, SOSIAL, dan BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA KINI
KELOMPOK 4:
ADINDA RAHMA KASIH
SURYA DARMAWAN
VEBI BEONARDO
VIVI ASRINA OKIAWATI
SMA NEGERI 01 LEBONG SAKTI
2014-2015
1. Pengaruh Kolonialisme Portugis
a. Agama
Menurut Lombard, umat Kristen tertua
Indonesia adalah Katolik. Penyebaran agama ini dimulai jauh sebelum kedatangan
Portugis, yaitu sejak abad ke-14. Pada abad itu, sejumlah rohaniwan Katolik
singgah di Kepulauan Nusantara. Akan tetapi, penyebaran agama Katolik dengan
pengaruh yang lebih besar terjadi pada saat kedatangan Portugis di Nusantara.
Komunitas Kristen yang dipengaruhi Portugis tersebar di Kepulauan Maluku dan
daerah tertentu di Kepulauan Sunda Kecil seperti Nusa Tenggara Timur.
Misionaris terbesar yang datang ke Maluku adalah Fransiskus Xaverius
(1506-1552), seorang anggota Serikat Yesus. Agama Katolik yang dibawa Portugis
dan juga Spanyol berkembang sangat baik di Flores dan Timor (Timor Barat dan
Timor Leste). Saat ini, pengaruh Portugis masih dapat ditemukan dalam bentuk
warisan nama-nama yang dipakai orang Timor dan Flores bagian Timur yang mirip
dengan nama-nama orang Portugis.
b. Kesenian
Pengaruh Portugis dalam bidang kesenian
tampak pada musik keroncong. Musik keroncong berasal dari musik Portugis abad
ke-16 yang disebut fado, dari bahasa Latin yang berarti nasib. Awalnya
fado merupakan sejenis nyanyian bernuansa ratapan (mornas) yang dibawa para
budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis sejak abad ke-15.
Lambat-laun, fado berkembang menjadi lagu perkotaan dan mengiringi tari-tarian.
Tarian yang diiringi fado dipengaruhi budaya Islam sehingga tarian tersebut
dinamakan moresco. Moresco adalah tarian hiburan para elite Portugis yang biasanya
dibawakan oleh penari dari bangsa Moor. Alat musik pengiring moresco adalah
gitar kecil bernama cavaquinho. Karena suara yang dikeluarkan berbunyi
crong-crong, orang Indonesia menamai musik pengiring tarian tersebut keroncong.
c. Bahasa
Dalam bidang bahasa, banyak kosa kata
bahasa Portugis diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti: biola (viola), meja
(mesa), mentega (manteiga).
2. Pengaruh
Kolonial Belanda
·
Dalam bidang
sosial-budaya
Pengaruh
penjajah Belanda tampil misalnya dalam bentuk tertanam semakin kuatnya apa yang
disebut mentalitas inlander. Pengaruh lain tampak dalam hal dikenalkannya
pendidikan kepada kaum pribumi, bahasa, dan gaya hidup yang kebarat-baratan.
1) Mentalitas inlander
Secara harfiah, mentalitas inlander
berarti mentalitas khas orang pribumi (Indonesia), yang dikonotasikan secara
negatif sebagai orang mengidap rasa rendah diri akut (inferiority complex)
serta menakar diri lebih rendah dibandingkan orang-orang atau bangsa-bangsa
lannya. Mentalitas inlander disebut juga mentalitas khas orang pribumi karena
dianggap telah mendarah daging serta menjadi bagian dari pola hidup dan
perilaku rakyat Indonesia. Mentalitas itu mendarah daging karena dirawat dan
dikembangkan oleh sistem yang juga melahirkannya, yaitu sistem feodalisme.
Dalam rangka memperkuat mentalitas
tersebut, Belanda menggolong-golongkan
penduduk Indonesia kedalam kelas-kelas sosial sebagai berikut:
• Kelas
pertama, terdiri atas orang Belanda dan Eropa
• Kelas
dua, terdiri atas orang Timur Asing (Vreemde Oosterlingen)
• Kelas
tiga, terdiri atas orang pribumi (Inlander)
2) Pendidikan
Sistem pendidikan Barat di
Indonesia digarap oleh Belanda sejak abad ke-18. pada akhir abad ke-19, sistem
pendidikan yang berkembang di Indonesia semakin banyak. Sistem penddidikan
diselenggarakan oleh berbagai elemen, ada yang diselenggarakan oleh kelompok
keagamaan dan adapula yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda
sendiri.
Perhatian pada pendidikan semakin
tegas tatkala politik etis diberlakukan pada tahun 1911 melalui tokoh
liberalnya, Th. Van Deventer. Sebelum Politik Etis, tujuan pembentukan sistem
pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekedar untuk menyediakan tenaga ahli
yang murah untuk mengerjakan administrasi kolonial. Kebijakan Politik Etis
mereorganisasikan serta mengembangkan sekolah-sekolah baru pada semua jenjang
pendidikan.
3) Bahasa
Bahasa Belanda juga banyak
memengaruhi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa serta bahasa-bahasa Nusantara
lainnya.
4) Gaya hidup
Penjajah Belanda juga membawa gaya
hidup yang memengaruhi kehidupan sebagian rakyat indonesia. Karena itu, muncul
istilah ‘’gaya hidup yang kebarat-baratan’’. Istilah westernisasi kiranya tidak
terlalu tepat untuk menunjukkan gejala ini karena “gaya hidup Barat” itu tidak
disebarkan secara terencana dan sistematis, juga tidak memengaruhi secara
mendasar hidup sebagian besar orang.
5) Berkembanganya agama Kristen Protestan di
Indonesia
Pada tahun 1617, parlemen Belanda
yang disebut Staten Generaal menginstruksikan kepada Gubernur Jenderal VOC dan
Raad van Indie untuk bertanggung jawab menyebarkan agama Kristen dan
mengajarkannya melalui sekolah-sekolah dengan bahasa belanda sebagai bahasa
pengantar.
•
Bidang ekonomi
Pengaruh ekonomi yang membekas
sampai sekarang terutama sejak diberlakukannya sistem Tanam Paksa dan kebijakan
Pintu Terbuka (sistem ekonomi liberal).
Pengaruh
sistem Tanah Paksa, misalnya, tampak dalam dua hal:
(1) Petani
pribumi mulai mengenal jenis-jenis tanaman-tanaman komoditi lain seperti kopi
dan teh.
(2) petani mulai mengenal sistem upah, yang
sebelumnya tidak dikenal.
Sementara
itu, sistem ekonomi liberal membuat rakyat Indonesia mengenal hal-hal berikut:
(1) Sistem
sewa tanah
(2) Ekonomi
uang
(3) Sitem
kerja kontrak
•
Bidang politik
Pengaruh
Belanda tampak dalam hal model birokrasi pemerintahan.
•
Bidang hukum
Hukum
Belanda masih sangat memengaruhi sistem sistem hukum Indonesia. Pasal-pasal
dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUH-Pidana) dan Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUH-Perdata) Indonesia, misalnya masih mewarisi pasal-pasal dari
kitab hukum Belanda.
•
Bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi
Belanda
mengenalkan paham liberalisme yang juga memengaruhi sistem politik dan ekonomi
Indonesia sampai sekarang. Sementara itu, penjajahan Belanda juga membuat
rakyat Indonesia mengenal teknologi berbasis mesin, persenjataan modern, serta
teknologi komunikasi dan informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar