KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan tugas
makalah sosiologi yang berjudul “KELOMPOK SOSIAL” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti
halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah yang selanjutnya. Apabila ada kekuranga ataupun kesalahan
dalam penulisan ataupun dalam ejaan penulis mohon maaf. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.
Limaupit,
November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan
Masalah ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
2.1
Pengertian Kelompok Sosial .......................................................................... 3
2.2
Syarat-syarat Kelompok Sosial ...................................................................... 4
2.3
Ciri-ciri Kelompok Sosial ............................................................................... 5
2.4
Tipe-tipe Kelompok Sosial ............................................................................. 5
2.5
Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial ........................................................ 8
2.6
Faktor Pembentuk Kelompok Sosial .............................................................. 8
2.7
Hubungan Antarkelompok Dalam Masyarakat .............................................. 10
BAB III PENUTUP
....................................................................................................... 12
3.1
Kesimpulan ..................................................................................................... 12
3.2
Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kita mungkin tidak menyadari
bahwa sejak lahir hingga sekarang kita
senantiasa menjadi anggota bermacam-macam kelompok. Kita dilahirkan dan
dibesarkan dalam sebuah kelompok yang dinamakan keluarga, selain keluarga kita juga termasuk anggota kelompok agama
tertentu, anggota kelompok suku bangsa tertentu, anggota kelompok olahraga
tertentu, anggota kelompok organisasi seperti OSIS, anggota kelompok pramuka,
anggota kelompok partai politik, dan sebagainya.
Terlihat bahwa kelompok sosial
merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan kita karena sebagian
besar kegiatan kita berlangsung
didalamnya. Pada umumnya kita dilahirkan ke dunia ini seorang diri akan tetapi
tidak berarti bahwa manusia secara alami merupakan mahluk individu semata. Pada
dasarnya manusia adalah mahluk yang memiliki naluri untuk hidup bersama dengan manusia-manusia
lain. Ia juga memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.
Sebagai makhluk sosial kita pasti
melakukan bahkan membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain karena dalam
kehidupan ini mustahil kita bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
Dalam interaksi yang terjadi dikalangan masyarakat tersebut secara sengaja
maupun tidak sengaja maka akan membentuk kelompok sosial mulai dari
kelompok sosial yang terkecil yaitu keluarga sampai dengan kelompok sosial yang
sangat kompleks. Kelompok sosial itu terbentuk karena adanya kesamaan
kepentingan, sejumlah tujuan, serta untuk memenuhi peran sosial yang kita terima
sebagai anggota masyarakat. Kelompok memainkan peran yang sangat penting dalam
struktur sosial.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Apa yang dimaksud kelompok sosial ?
·
Apa saja syarat-syarat, ciri-ciri,
dan tipe-tipe kelompok sosial ?
·
Apa yang mendorong timbulnya kelompok
sosial ?
·
Apa saja faktor pembentuk kelompok
sosial ?
·
Bagaimana hubungan antarkelompok
dalam masyarakat ?
1.3
Tujuan
Masalah
·
Mengetahui apa yang dimaksud dengan
kelompok sosial.
·
Mengetahui apa saja syarat-syarat,
ciri-ciri, dan tipe-tipe kelompok sosial.
·
Mengetahui apa yang mendorong
timbulnya kelompok sosial.
·
Mengetahui apa saja faktor pembentuk
kelompok sosial.
·
Mengetahui bagaimana hubungan
antarkelompok dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Kelompok Sosial
Kelompok
sosial adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan
timbal balik.
Berikut ini adalah pengertian kelompok sosial dari beberapa ahli.
a.
Soerjono Soekanto
Kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara
timbal balik dan saling mempengaruhi.
b.
B. Horton dan Chester L. Hunt
Istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
c.
George Homans
Kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan
kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan
yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik.
d.
Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu
kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan
peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
e.
Ronald L. Warent
Berpendapat bahwa satu kelompok sosial meliputi
sejumlah manusia yang berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami
oleh para anggotanya secara keseluruhan.
f.
Mayor Polak
Kelompok sosial adalah sejumlah oarang yang saling
berhubungan dalam sebuah struktur.
g.
Willa Huky
Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua
orang atau lebih , yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi
h.
Robert K. Merton
Mendefinisikan kelompok sebagai sekumpulan orang yang
saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.
i.
Mac Iver dan Charles H. Page
Kelompok sosial merupakan himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
2.2
Syarat-syarat
Kelompok Sosial
Robert K. Merton Menyebutkan tiga kriteria atau
kelompok yaitu:
1.
Memiliki pola interaksi
2.
Pihak yang berinteraksi
mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok dan
3.
Pihak yang berinteraksi
didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok
Menurut Soerjono soekanto himpunan manusia baru bisa dikatakan sebagai
kelompok sosial apabila memiliki beberapa persyaratan sbb.
1.
Adanya kesadaran sebagai bagian dari
kelompok yang bersangkutan
2.
Adanya hubungan timbal balik antar
anggota yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.
3.
Ada suatu faktor pengikat yang
dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok sehingga hubungan diantara
mereka bertambah erat .
4.
Memiliki struktur , kaidah, dan pola
perilaku yang sama
5.
Bersistem dan berproses
Menurut
Baron dan Byrne, yaitu :
1.
Interaksi, anggota-anggota
seharusnya berinteraksi satu sama lain.
2.
Interdependen, apa yang terjadi pada
seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang lain.
3.
Stabil, hubungan paling tidak ada
lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan dan tahun).
4.
Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan
bersifat umum bagi semua anggota.
5. Struktur, fungsi tiap anggota harus
memiliki beberapa macam struktur sehingga mereka memiliki set peran.
6.
Persepsi, anggota harus merasakan
diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
2.3
Ciri-ciri
Kelompok Sosial
Ciri-ciri kelompok sosial tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Merupakan kesatuan yang nyata dan
dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
b.
Memiliki struktur sosial
c.
Memiliki norma-norma yang mengatur
hubungan diantara para anggotanya.
d.
Memiliki faktor pengikat.
e.
Adanya interaksi dan komunikasi
diantara para anggotanya.
2.4
Tipe-tipe
Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Dhurkeim
Dhurkeim Membagi kelompok sosial menjadi dua yakni
kelompok sosial yang didasarkan pada solidaritas mekanik dan yang didasarkan
kepada solidaritas organik.
· Solidaritas mekanik adalah ciri dari
masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja.
· Solidaritas organik merupakan bentuk
solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja.
2. Klasifikasi Ferdinand Tonnies
Yaitu membedakan kelompok dalam masyarakat menjadi dua
yaitu
·
Gemeinschaft
Yaitu merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi
, dan exlusif, suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir.
·
Gesselchaft.
Yaitu kehidupan publik sebagai sekumpulan orang yang
secara kebetulan hadir bersama tetapimasing-masing tetap mandiri. Gesselchaft
bersifat sementara dan semu.
3. Klasifikasi charles H.Cooley dan
ellsworth farris
Menurut charles
H.Cooley didalam masyarakat terdapat kelompok primer . kelompok ini
ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim . ruang lingkup
terpenting kelompok primer adalah keluarga, teman bermain pada masa kecil ,
rukun warga dan komunitas orang dewasa.
Klasifikasi kelompok juga dikemukakan oleh ellsworth farris ia mengkritik cooley
yang menurutnya hanya menjelaskan kelompok sekunder yang formal , tidak
pribadi, dan berciri kelembagaan.
4. Klasifikasi W.G.Sumner
Sumner membagi kelompok menjadi dua yaitu in-group dan
out-group .menurut sumner dalam masyarakat primitif yang terdiri dari
kelompok-kelompok kecil dan terbesar disuatu wilayah terdapat pembagian jenis
kelompok, yaitu kelompok dalam ( in- group) dan kelompok luar (out- group).
5. Klasifikasi soerjono soekanto
Berbeda dengan dhurkeim, tonnies, colley, farris, dan
sumner ,. Soerjono soekanto membagi jenis kelompok berdasarkan enam hal yaitu:
a.
Berdasarkan besar kecilnya jumlah
anggota. Kelompok ini bisa di klasifikasikan berdasarkan jumlah anggotanya
b.
Berdasarkan kepentingan wilayah.
c.
Berdasarkan derajat organisasi.
Berdasarkan derajat organisasikelompok sosial dapat berupa kelompok yang
terorganisasi dengan baik sekali, seperti negara, sampai dengan kelompok yang
tak terorganisasi seperti kerumunan.
d.
Berdasarkan kesadaran terhadap jenis
yang sama. Yaitu terbagi benjadi dua yaitu: in group dan out group.
e.
Berdasarkan hubungan sosial dan
tujuan. Di bedakan menjadi kelompok primer dan sekunder.
-
Kelompok primer
Yaitu
kelompok-kelompok yang saling mengenal anggotanya, serta terdapat
kerjasama yang bersifat pribadi. Syarat-syarat kelompok primer yaitu sbb:
·
Anggota kelompok secara fisik saling
berdekatan dan terdapat interaksi yang
intensif .
·
Kelompok tersebut merupakan kelompok
kecil, sehingga tiap individu relatif mudah untuk berinteraksi secara langsung.
·
Terdapat hubungan yang langgeng
antar anggota yang bersangkutan , biasanya ada hubungan darah , kekerabatan ,
ataupun pertemanan.
-
Kelompok sekunder
Adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak
orang , hubungannya tidak harus saling mengenal secara pribadi , kurang akrab ,
dan tidak begitu langgeng karna mereka berkumpul berdasarkan kepentingan
bersama.
Dalam konteks indonesia , kelompok primer dan kelompok
sekunder tercermin dalam paguyuban dan patembayan.
-
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan
bersama dimana anggota-anggotanya memiliki hubungan batin yang kuat, bersifat
alamia, serta bersifat kekal.
Menurut tonnies paguyuban memiliki ciri-ciri sbb:
·
Intim, yaitu hubungan menyeluruh dan
mesra .
·
Privat, yaitu hubungan yang bersifat
pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
·
Ekslusif, yaitu hubungan hanya untuk
kelompok sendiri bukan untuk orang lain.
Paguyuban dapat di bedakan atas 3 tipe yaitu:
·
Paguyuban karna ikatan darah atau
keturunan.
·
Paguyuban karena tempat tinggal.
·
Paguyuban karena jiwa dan pikiran
-
Patembayan merupakan bentuk
kehidupan bersama karna anggotanya karna anggotanya terdapat ikatan lahir yang
bersifat pokok dalam jangka waktu yang relatif pendek.
2.5
Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
Dalam melakukan
sesuatu manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga
dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai
apa yang diinginkannya.
Pada proses
pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang
mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial
tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :
a.
Dorongan untuk
mempertahankan hidup
Dengan manusia
membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara
tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena
kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan
terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial,
hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa
merasa aman.
b.
Dorongan untuk
meneruskan keturunan
Tidak dapat
dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni
meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan
pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan
keturunan ini dapat tercapai
c.
Dorongan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Di era modern
seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif
dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan
adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka
pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.
2.6
Faktor pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri
sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga
tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang
tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1)
Kedekatan
a.
Kedekatan
geografis tempat tinggal
Pengaruh
tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk
kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan
kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang
saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka
saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya,
kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan
interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok
pertemanan.
b.
Kedekatan
geografis daerah asal
Ketika
seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama
merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada
ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah
asal.
2)
Kesamaan
Pembentukan
kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga
kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih
suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan
yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.
Kesamaan
kesamaan yang dimaksud antara lain :
a.
Kesamaan
kepentingan
Dengan adanya
dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja
sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b.
Kesamaan
keturunan
Sebuah kelompok
sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya
adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya
akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk
menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
c.
Kesamaan nasib
Dengan kesamaan
nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya
untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.
2.7
Hubungan
Antar Kelompok Dalam Masyarakat
1)
Dimensi hubungan antar kelompok
Menurut kinloch, hubungan antar
kelompok memiliki beberapa kriteria sbb:
a.
Kriteria fisiologis
b.
Kriteri kebudayaan
c.
Kriteria ekonomi
d.
Kriteria perilaku
Dalam
hubungan antara kelompok juga terdapat berbagai macam dimensi diantaranya adalah dimensi demoghrafi, dimensi
sikap, dimensi institusi ,dimensi gerakan sosial , dan dimensi type utama
hubungan atarkelompok.
2)
POLA HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
Diantaranya adalah proses
akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan integrasi.
1.
Akulturasi terjadi ketika kebudayaan
kedua kelompok ras yang mulai bertemu berbaur dan berpadu.
2.
Dominasi terjadi bila suatu kelompok
ras menguasai kelompok lain. Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam
kemungkinan proses yang dapt terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok yaitu
sbb:
a.
Genosida yaitu pembunuhan secara
sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu.
b.
Pengusiran
c.
Perbudakan
d.
Segregasi yaitu yaitu suatu
pemisahan antara warga kulit putih dan kulit hitam diafrika selatan pada masa
politik apartheid.
e.
Asimilasi
3.
Peternalisme yaitu suatu ben tuk
dominasi kelompok ras pendatang dan kelompok ras pribumi. Banton membedakan
tiga macam masyarakat sbb;
a.
Masyarakat metropolitan
b.
Masyarakat kolonial yang terdiri
atas para pendatang dan sebagian masyarakat dari pribumi.
c.
Masyarakat pribumi yang dijajah
4.
Integrasi adalah suatu pola hubungan
yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan
perhatian khusus pada perbedaan ras terseebut.
5.
Pluralisme yaitu suatu pola hubungan
yang mengakui adanya persamaan hak polotik dan hak perdata masyarakat.
Ahli lain yakni lieberson
mengklasifikasikan pola hubungan antar kelompok menjadi dua sbb;
1. Pola
dominasi kelompok pendatang atas pribumi
(mighrant superordination)
2. Pola
dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang ( indigenous superordination)
Liberson berpendapat bahwa suatu
pola mempunyai suatu kecenderungan untuk
lebih berkembang kesuatu arah tertentu. Pola dominmasi cenderung mengarah
kepada pola pluralisme , sedangkan pola akulturasi dan paternalisme cenderung
mengarah pada pola integrasi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kelompok
sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling
berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.Interaksi
sosial dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat Manusia dan menimbulkan
suatu proses interaksi sosial manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain.
3.2
Saran
Untuk kesempurnaan pembuatan makalah ini, pembaca di harapkan memberikan
masukan-masukan yang reel agar supaya makalah ini kedepannya bisa mendekati
kesempurnaan, karena pembuat makalah ini adalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan kehilafan.
Daftar Pustaka
Mayati,kun
dan juju suryawati.2007.Sosiologi
untuk SMA Kelas XI.Jakarta:Esis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar