KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan penyertaannya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “SEKSUALLY TRANSMITTED DESEASES
(STDS)” kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini
telah kami selesaikan dengan lancar,tetapi kami menyadari bahwa penyusunan
tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna,jadi kami mohon untuk memberikan
masukan,kritik,dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan tugas
makalah ini.
Akhir kata kami
berharap tugas ini sangat berguna dan membantu menyumbangkan pengetahuan
tentang materi Memahami Pencegahan Perilaku Terkait yang Menuju Sexually Transmitted
Diseases (Stds), Aids, Dan Kehamilan.
Limaupit,
Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL
......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan
Makalah ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Makalah .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Pegertian Sexually Transmitted
Disease (STDS) ................................................ 3
2.2 Perilaku yang terkait dengan Sexually Transmitted Diseases ( STDS ) .............. 4
2.3 Gejala infeksi Sexually Transmitted Diseases ( STDS ) .................................... 5
2.4 Pencegahan Seksually Transmitted Diseases
(STDS) ........................................ 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 10
3.2 Saran .................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Di Indonesia penyakit
ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup cepat. Tidak dapat
disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita
tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam kehidupan rumah tangga. Perubahan
perilaku seksual telah menyebabkan timbunya berbagai masalah yang berkaitan
dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila
penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan
pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyulit selanjutnya, berbeda
dengan kehamilan yang tidak dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai dampak
yang lebih luas baik biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi
menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan
penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian dalam
(atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang
memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat
akhir rusaknya fungsi alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang
subur atau mandul.
Dalam pertemuan di
Atlanta USA tentang penyakit hubungan seksual, menyatakan bahwa mata rantai
yang ditularkan oleh WTS tidak dapat dihilangkan tetapi hanya mungkin
diperkecil peranannya. Dengan diketemukannya penyakit AIDS yang disebabkan oleh
virus dan sampai sejauh ini belum ada pengobatannya, maka masyarakat akan lebih
berhati-hati. Secara kelakar disebut pula bahwa PID adalah pretty international
diseases, oleh karena disebar luaskan oleh wanita cantik yang berstatus sebagai
wanita tunasusila (WTS) atau wanita penghibur.
Dalam upaya
meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, menjadikan remaja
tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya,
maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. Meskipun kepedulian
pemerintah, masyarakat maupun LSM dalam memperluas penyediaan informasi
dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah semakin meningkat, namun dalam
akses pemberian pelayanan konseling masih terbatas. Hal ini antara lain
disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan konseling bagi remaja
yang terbatas. Disamping itu,
kemampuan tenaga konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di
pusat-pusat pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga
masih terbatas. Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam
melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang
terlatih melalui workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS) ?
2. Apa saja perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS)?
3. Bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS) ?
4. Bagaimana cara pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS)?
1.2
Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
2. Untuk mengetahui apa saja perilaku yang terkait dengan
Seksually Transmitted Diseases (STDS).
3. Untuk mengetahui bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS).
4. Untuk mengetahui bagaimanacara pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
1.3 Manfaat
Makalah
1. Supaya dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
2. Supaya dapat mengetahui apa saja perilaku yang terkait
dengan Seksually
Transmitted Diseases (STDS).
3. Supaya dapat mengetahui bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS).
4. Supaya dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pegertian Sexually Transmitted Disease (STDS)
Infeksi menular
seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa
Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually
Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD).
Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit
kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di
kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara
penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
IMS atau Seksually
Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang
ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS
yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling
terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian
pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan
Rahardjo, 1999).
Menurut
Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai
penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit
dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik
yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
PMS menjadi
pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang menelan
banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling
manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa
dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :
·
kemandulan
·
kecacatan
·
gangguan
kehamilan
·
kanker
·
kematian
Beberapa faktor yang
berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu :
faktor medis dan faktor sosial.
2.2 Perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Disease (
STDS )
Penyakit ini mulai menjalar dengan
perkembangan penularan yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata
rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita tunasusila/pria
tunasusila yang dapat masuk dalam kehidupan rumah tangga.
Disamping itu perilaku seks tidak sehat dari
sebagian kecil masyarakat juga turut berperan dalam penyebaran penyakit ini.
Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang
berkaitan dengan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki.
Penyakit infeksi menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan
pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyakit selanjutnya, berbeda
dengan kehamilan yang tidak dikehendaki yang mempunyai dampak yang lebih luas baik
biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi menular seksual dapat
menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan penanganan yang t.epat
karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan
menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan akan
menimbulkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir [rusaknya
fungsi alat genitalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau
mandul.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja
tentang kesehatan reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah
dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling
sangat diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM
dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah
semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih
terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas
pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan tenaga
konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan
informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih terbatas. Atas
dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam melakukan konseling kesehatan
reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui workshop
konseling kesehatan reproduksi remaja.
2.3 Gejala Seksually Transmitted Disease ( STDS )
Gejala
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
|
Luka
|
Luka terbuka dan
atau luka basah dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin, anus,
mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan (papules) kecil-kecil, diikuti
luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin
|
||
|
Anus gatal atau iritasi/Gatal-gatal di daerah alat
kelamin.
|
||
Cairan
tidak normal
|
Cairan dari alat
kelamin bisa gatal, warna keputihan, kekuningan, kehijauan, atau
kemerahmudaan berbau atau berlendir. Cairan tubuh bisa juga keluar dari anus.
|
Cairan bening atau
berwarna berasal dari pembukaan alat kelamin pria atau anus, rasa panas seperti
terbakar atau sakit selama atau setelah kencing.
|
|
|
Pada wanita, dapat
juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui
hubungan seksual.
|
Buang air kecil
lebih sering dari biasanya.
|
|
Sakit
pada saat buang air kecil
|
PMS pada wanita
biasanya tidak menyebabkan sakit atau burning urination
|
Rasa terbakar atau
rasa/ perih/panas/sakit selama atau setelah urination terkadang diikuti
dengan keluarnya cairan putih dari alat kelamin pria
|
|
|
Nyeri di paha atau
bagian perut lebih rendah.
|
||
Gejala
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
|
Perubahan
warna kulit
|
Terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bisa menyebar
ke seluruh bagian tubuh
|
||
Tonjolan seperti jengger ayam
|
Tumbuh tonjolan seperti jengger ayam/kutil
di sekitar alat kelamin
|
||
|
Demam, lemah, kulit menguning dan rasa
nyeri sekujur tubuh.
|
||
Sakit pada bagian bawah perut
|
Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang
tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi
(infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk
servik, tuba falopi, dan ovarium)
|
||
Kemerahan
|
Kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau
diantara kaki
|
Kemerahan pada sekitar alat kelamin,
kemerahan dan sakit di kantong zakar
|
|
|
Pembengkakan kelenjar getah bening atau
kemerahan di sekitar alat kelamin
|
||
Macam penyakit
Menular Seksual (PMS) dan penyebabnya :
a. Jenis PMS disebabkan Bakteri
1) Gonore atau kencing nanah, gejalanya:
a)
Rasa sakit saat buang air kecil dan saat ereksi.
b)
Keluar nanah dan dari saluran kencing terutama pada pagi hari.
c)
Pada perempuan: nyeri di daerah perut bagian bawah, kadang-kadang
disertai keputihan dan bau yang tidak sedap.
2) Klamidia, gejalanya:
a)
Keputihan, dapat disertai nyeri saat kencing, dan pendarahan setelah
hubungan seksual. Gejalanya mirip GO tapi lebih ringan.
b)
Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang
menimbulkan nyeri perut bagian bawah.
3) Sipilis atau raja singa, Gejalanya:
a)
Luka yang bersih dan tidak nyeri di sekitar alat kelamin, anus, dan
mulut yang muncul kira-kira 2-3 minggu setelah terinfeksi.
b)
6-8 minggu kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening disusul
dengan tidak enak badan dan bercak kemerahan pada kulit.
4) Chancroid, gejalanya:
a)
Luka yang kotor dan nyeri disekitar alat kelamin yang muncul kira-kira 1
minggu setelah infeksi.
b. Jenis PMS disebabkan oleh Virus
1) Herpes genital atau herpes simplex,
gejalanya:
a)
Bintil-bintil berisi cairan yang menjadi luka kecil di sekitar alat
kelamin dan mulut. Luka-luka kecil ini
bisa sakit sekali pada saat infeksi pertama kali dan dapat kambuh secara
berulang-ulang bila ada gangguan emosi/psikis atau haid.
b)
Sebelum munculnya bintil-bintil ini, biasanya ada gejala awal yang
mendahului antara lain: rasanya seperti sakit, flu, rasa tidak enak dpinggang,
kelenjar getah bening membengkak.
2) Hepatitis B dan C, gejalanya:
a)
Badan lemas, kurang gairah dan kadang demam.
b)
Pada kasus parah, tampak kulit dan selaput mata berwarna kuning.
3) Human papillomavirus (Kutil kelamin atau
sering disebut jengger ayam), gejalanya:
a)
Benjolan-benjolan kecil di sekitar alat kelamin yang dapat bersatu
seperti jengger ayam dan menular.
b)
Pada perempuan dapat mengenai
kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam, liang kemaluan
sampai leher rahim.
c)
Pada pria terdapat pada penis dan saluran kencing bagian dalam. Pada wanita hamil kutil ini
bisa tumbuh sampai besar.
4) HIV, gejalanya
a)
Demam
b)
Keringat malam
c)
Sakit kepala
d)
Kemerahan di ketiak, paha atau
leher
e)
Diare yang terus menerus
f)
Penurunan berat badan secara
cepat
g)
Batuk, dengan atau tanpa darah
h)
Bintik ungu kebiruan pada kulit
c. Jenis PMS Lainnya:
1) Protozoa: Trikomoniasis, gejalanya:
a)
Gejala spesifik berupa keputihan yang banyak, kadang kadang berbusa,
kehijauan, berbau busuk, nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air
kecil.
b)
Jamur: Candidiasis
c)
Hama: Kutu kelamin, Scabies
2.4 Pencegahan Seksually Transmitted Diseases
(STDS)
Pencegahan merupakan cara yang bijak sebelum kalian terjangkit penyakit
kelamin, karena jika terjangkit kalian akan mengalami kerugian yang besar.
Pencegahan penyakit kelamin diantaranya dengan:
Pencegahan Penularan lewat seks : Berlaku saling setia atau berhubungan hanya
dengan pasangannya saja kalau sudah menikah.
Pencegahan Penularan Cara lainnya :
a.
Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa
kebersihannya dari penderita Infeksi Menular Seks (IMS) ke dalam tubuh kita.
b.
Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
c.
Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau
tidak steril. Misalnya jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang
bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang baru biasanya masih dalam plastik
dan dibuka dihadapan kita.
d.
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, dimulai dari diri sendiri dan
keluarga sehingga terbentuknya masyarakat yang religious.
e.
Memberikan pemahaman tentang seks pada anak-anak sekolah, untuk berhati-hati dan tidak mencoba-coba.
f.
Menghargai hubungan seksual
sebagai suatu yang sakral sehingga hanya boleh dilakukan pada pasangan yang
telah menikah.
g.
Pemberantasan peredaran narkoba.
h.
Menutup tempat-tepat prostitusi dan pelacuran terselubung.
i.
Menjaga kebersihan pakaian dalam dan toilet umum.
j.
Merawat rambut disekitar alat kelamin.
k.
Pemeriksaan rutin ke dokter kulit
dan kelamin
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit
Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted
Disease (STDS), Sexually Transmitted Infection (STI)
or Venereal Disease (VD). Merupakan salah satu penyakit yang
mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan
kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai saat ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju
(industri) maupun di negara berkembang.
Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS di antaranya
Gonore (kencing nanah) dan Kondiloma Akuminata (KA). Prilaku seksual berupa
bergonta-ganti pasangan seksual akan meningkatkan penularan penyakit, Kelompok
berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual yaitu PSK (Pekerja Seks
Komersial). Angka penyakit IMS di kalangan PSK (Pekerja Seks Komersial) tiap
tahunnya menunjukkan peningkatan. Saat ini diperkirakan 80%-90% PSK terinfeksi
IMS seperti : Neisseria gonorrhoeae, Herpes simplex vinio tipe 2 dan clamidia.
Pekerja seks memerlukan skrining secara rutin untuk IMS seperti penggunaan kondom
tidak sepenuhnya protektif.
3.2 Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca
makalah ini kita semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS (
Infeksi Menular Seksual ), dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan,
karna ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada
penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan
pengetahuan pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral
tersebut karna dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi
penyesalah seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
sta.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-seksual-transmitted-deseases.html
Kemendikbud. 2015. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas XII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan.