Rabu, 13 Juli 2016

Makalah Efek Rumah Kaca


PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG 
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 LEBONG SAKTI
Alamat Jln. Raya Lemeu Pit


EFEK RUMAH KACA





D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

Dila Tri Utami
Doyosi Oktavianti
Katon Nurcahyo
Lara Gustina
Puji Haryadi Mulyana Sukma
Zela Novita








TAHUN PELAJARAN

2015-2016

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis kami yang berjudul : “Efek Rumah Kaca “ dengan baik dan lancar.
Upaya kami ini bagai setetes air ditengah samudra dunia pendidikan nasional. Namun, kami selalu mengharap apa yang kami perbuat dapat turut serta menyukseskan tujuan pendidikan nasional demi kemajuan bangsa. 
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran kami  harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun khususnya.

Lebong Sakti 01 April 2015


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................  i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................  ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................  1
1.1  Latar Belakang ................................................................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
1.3  Tujuan dan Manfaat Makalah .........................................................................................  2
1.3.1 Tujuan Makalah .....................................................................................................  2
1.3.2 Manfaat Makalah ...................................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................  3
2.1  Pengertian Efek Rumah Kaca .........................................................................................  3
2.2  Penyebab Efek Rumah Kaca ..........................................................................................  4
2.3  Akibat Efek Rumah Kaca ...............................................................................................  5
2.4  Solusi Untuk Mengatasi Efek Eumah Kaca ...................................................................  5
BAB III PENUTUP ............................................................................................................  10
3.1 Kesimpulan dan Saran ....................................................................................................  10
3.1.1 Kesempulan ..........................................................................................................  10
3.1.2 Saran .....................................................................................................................  10
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................  11


 BAB I
PENDAHULUAN

   1.1 Latar Belakang Masalah
Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita akan merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas dan cuaca menjadi tidak menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya  planet bumu ini terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin maju perkembangan zaman maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau manusia juga akan mangikuti perkembangan tersebut.
Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang menghasilkan kontributor pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan  ternak), nitrogen oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk  kulkas dan pendingin ruangan (CFC).  Diamana gas-gas tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer bumi. Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini  karena pohon-pohon yang mati akan  melepaskan CO2 yang tersimpan di  dalam jaringannya ke atmosfer.
Fokus dari makalah kami adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri ditinjau dari segi pengertian, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasi efek rumah kaca agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya.

   1.2  Rumusan Masalah
·       Apa pengertian efek rumah kaca?
·       Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
·       Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
·       Bagaimana solusi untuk mengatasi efek rumah kaca?
     
     1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah
    1.3.1 Tujuan Makalah
                 ·       Untuk Mengerti apa itu efek rumah kaca.
                 ·       Untuk  mengetahui penyebab efek rumah kaca.
                 ·       Untuk mengetahui  akibat yang ditimbulkannya.
                 ·       Untuk  mengetahui solusi efek rumah kaca, agar kita dapat meminimalisasinya.

               1.3.2   Manfaat Makalah
                    ·       Supaya dapat mengetahui  apa itu efek rumah kaca.
                    ·       Supaya dapat mengetahui penyebab efek rumah kaca.
                    ·       Supaya dapat mengetahui akibat yang ditimbulkannya.
                    ·       Supaya dapat  mengetahui solusi efek rumah kaca, agar kita dapat meminimalisasinya.





BAB II
PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah  menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -18C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.

Gas Rumah Kaca
1.      Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

2.  Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
3.  Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasibatu baragas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
4.   Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
5.   Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburanalumuniumHidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon(CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).

    2.2  Penyebab Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
·       25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
·       25% diserap awan
·       45% diserap permukaan bumi
·       5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
    
    2.3  Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut dapat berupa dampak negatif dan positif.

1.   Dampak negatif antara lain :
a.  Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
b.  Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
c.  Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhuair laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
d.  Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.

     2.   Dampak positif adanya efek rumah kaca antara lain :
a.  Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -18C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu  ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
b. Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
c.  Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai dilakukan.
d.  Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.

  
    2.4 Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
            1.    Mengubah perilaku setiap orang
          Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya harus                   dimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan                       perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di kemudian hari.
               a. Penggunaan alat listrik
            Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh, sehingga asap                            polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan penyumbang emisi yang besar                  karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik          di Jawa-bali menggunakan batubara, batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling kotor                  karena mengeluarkan emisi paling besar. Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26 % total               emisi yang dihasilkan di Indonesia.
a.   Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
b.  Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi  stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang elektronik akan  lebih  baik  jika  dilepas  dari stop kontak bila sudah tidak digunakan
c.   Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global
d.  Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
e.   Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
Misalnya :
1. Penggunaan komputer dan printer. 
• Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau monitor. Layar bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga tidak perlu menunggu komputer mati terlebih dahulu.
•  Menggunakan laptop lebih hemat energi dibandingkan dengan  komputer pribadi (PC). Laptop hanya memerlukan daya 60 watt, sementara PC sekitar 200 watt (bahkan lebih).
• Monitor komputer jenis LCD lebih hemat energi jika dibandingkan jenis CRT. Monitor jenis LCD hanya memerlukan listrik sebesar 40 watt, sedangkan jenis CRT memerlukan 120 watt. Saat  stand by, monitor LCD hanya menggunakan listrik 3 watt, sedangkan monitor CRT menggunakan 20 watt.
•  Mematikan komputer atau laptop saat tidak digunakan. Printer  yang sedang tidak digunakan, tetapi kabel selalu terpasang akan menghasilkan emisi sebesar 21 kg CO2 per tahun atau sekitar Rp. 17.000,00 per tahun
2.    Penggunaan setrika.
•  Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis. 
•  Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan bahan pakaiannya. 
•  Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan mencolokkan kembali setrika ke sumber listrik. 
•  Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas.
•  Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk mengerjakan yang lain
3.    Penggunaan pompa air.
• Menggunakan  reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah tangga, jika tidak, maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau ember. 
• Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis. 
• Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik pada tangki air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh. 
• Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya listrik yang dipakai. 
• Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.
4.  Penggunaan charger handphone (HP).
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke baterai  handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik, segera mencabut  charger, jika baterai  handphone sudah penuh.
5.   Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan  magic jar menyala selama 24 jam. Mematikan magic jar setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan  magic jar hanya pada saat ingin memanaskan nasi atau masakan.
6.  Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan stop kontak dengan tombol  on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang kabel.
7. Proses mencuci.
Menurut penelitian Institut Manufaktur di Universitas Cambrige, 60% pemborosan energi diasosiasikan dengan masa selama mencuci dan mengeringkan pakaian. Menggunakan air dingin untuk mencuci dan membilasnya dan mengeringkan pakaian di jemuran. Hal terebut dapat menghemat energi. Dengan demikian, kita telah mengurangi emisi karbon dioksida sampai 90%.
  
    b.   Penggunaan kendaraan bermotor
·     Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
·     Mendukung petani lokal
         Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan bakar dan               mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang digunakan untuk                           mengangkut produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak kalah                     kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli makanan impor,                 maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
·    Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor dengan baik.

    c.  Go green
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.
    
    d.      Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
-  Mengurangi penggunaan sampah
-   Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. 
Memisahkan antara sampah organik, plastik dan kertas, maka akan mempermudah dalam proses mendaur ulang sampah. Sampah organik bisa dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan atau didaur ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS).
-   Menghemat penggunaan kertas. 
Setiap harinya sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27.000 batang kayu. Pada tahun 2005, Indonesia mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu yang diambil dari hutan alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu hektar per hari. Kegiatan penebangan dan kebakaran hutan merupakan penyumbang emisi terbesar, yaitu sekitar 64% dari total emisi di Indonesia. Diantaranya diakibatkan oleh kegiatan pabrik kertas. (Kementerian Lingkungan Hidup, 1999)
-  Mengurangi penggunaan tisu
-  Mengurangi konsumsi daging sapi 
Dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi, maka akan semakin banyak pula sapi di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi NO2 dan pembusukan kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi, maka akan semakin banyak jumlah kotorannya.
-  Mendaur ulang kertsa, plastik, dan logam
 Mendaur ulang kertas bekas untuk dijadikan kertas kembali ataupun kerajinan tangan akan sangat membantu jumlah sampah kertas. Hal tersebut juga dapat dilakukan untuk sampah plastik dan logam.
-  Membuat kompos

      e.   Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca
Dengan cuaca yang tidak menentu merupakan salah satu dampak efek rumah kaca. Mulai saat ini selalu siap sedia jas hujan, payung dan sepatu bot untuk bepergian.
Bahaya efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun, jika upaya-upaya sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara bersama-sama dan terus-menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat dikurangi.









BAB III
PENUTUP

   3.1         Kesimpulan 
Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. Gas-ga rumah kaca itu antara lain : Uap air, Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas lainnya berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22), klorofluorokarbon (CFC) , PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride).Akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk hidup.
  Beberapa solusi untuk mengatasi adanya efek rumah kaca dapat dilakukan dari pihak pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. Dari pemerintah dapat dilakukan dengan membuat kebijakan untuk mengajak masyarakat dalam menanggulangi efek rumah kaca. Sementara masyarakat dapat melakukan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari misalnya : penghematan penggunaan alat listrik, keefisienan penggunaan kendaraan bermotor dengan cara menghemat BBM, Go green dengan reboisasi atau penanaman pohon, pengelolaan sampah, beradaptasi dengan dapak efek rumah kaca.

3.2    Saran
        Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan siswa mampu dan mau mengetahui dan memahami efek rumah kaca, penyebab timbulnya efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi dampaknya.




DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar