Rabu, 18 Mei 2016

Laporan Penelitian Biologi "Pengaruh Media Tanam Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau"

Laporan Penelitian Biologi
“Pengaruh Media Tanam Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Kacang Hijau”



Kelompok 1:
Aris Munandar
            Anisa Mandasari
            Doyosi Oktavianti
            Katon Nur Cahyo
            Pedo Putra Wijaya
            Vivi Asrina Okiawati

Kelas: XII IPA 1


SMA Negeri 1 Lebong Sakti

2015/2016




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran biologi dengan tujuan memenuhi tugas praktikum dengan membahas “Pengaruh media tanam terhadap kecepatan perkecambahan kacang hijau”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Terima kasih.
Limaupit, Agustus 2015
Kelompok 1











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
                         1.1       Latar Belakang.............................................................................. 1
                         1.2       Rumusan Masalah......................................................................... 2
                         1.3       Tujuan Penelitian............................................ .............................. 2
                         1.4       Manfaat Penelitian......................................................................... 2
                         1.5       Hipotesis........................................................................................ 3
                         1.6       Variabel.......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
                         2.1       Kacang Hijau.................................................................................. 4
                         2.2       Teori Mengenai Media Tanam........................................................ 5
BAB III SISTEMATIKA KERJA........................................................................ 9
                         3.1       Alat dan Bahan................................................................................ 9
                         3.2       Langkah Kerja................................................................................ 9
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 10
                         4.1       Tabel Hasil Pengamatan................................................................ 10
                         4.2       Pembahasan................................................................................... 10
                         4.3       Uji Hipotesis.................................................................................. 12
BAB V PENUTUP............................................................................................. 14
                         5.1       Kesimpulan.................................................................................... 14
                         5.2       Saran.............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15
LAMPIRAN........................................................................................................ 16



                                                                           BAB I
                                                               PENDAHULUAN           
1.1       Latar Belakang
Menurut pendapat para tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.
Dalam perkecambahan, biji kacang hijau selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji kacang hijau dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya.
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, pasir, abu sekam, dan sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan ditanam. Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur dan struktur yang berbeda-beda. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.

1.2       Rumusan Masalah
·         Adakah pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau?
·         Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau?

1.3       Tujuan Penelitian
·         Mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau.
·         Mengetahui media tanam yang paling baik dan kurang baik terhadap pertumbuhan kacang hijau.

1.4       Manfaat Penelitian
·         Sebagai sumber informasi bagi pembaca yang belum mengetahui pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau.
·         Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian.

1.5       Hipotesis
·         Kecepatan pertumbuhan setiap media tanam berbeda-beda.
·         Kacang hijau akan lebih cepat tumbuh dimedia tanah subur dibandingkan dengan media pasir, tanah sawah, atau abu sekam.

1.6       Variabel
·         Variabel bebas           : Media tanam.
·         Variabel control         : Biji kacang hijau, air, cahaya matahari.
·         Variabel terikat          : Kecepatan pertumbuhan kacang hijau.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Kacang hijau
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau ini, dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis oleh Schleiden dan Schwann yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji atau spora. (Suryowinoto dan Suryowinoto, 1977)
Berdasarkan klasifikasi tumbuhan, tanaman kacang hijau menempati kedudukan sebagai berikut  :
Kerajaan                : Plantae
Devisi                    : Magnoliophyta
Kelas                     : Magnoliophyta
Ordo                      : Fabales
Famili                    : Fabaceae
Genus                    : Vigna
Spesies                  : V. radiate
  
2.2       Teori Mengenai Media Tanam
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Media tanam berfungsi sebagai tempat akar melekat, mempertahankan kelembaban dan sebagai sumber makanan. Media yang baik dapat menyimpan air untuk kemudian dapat dilepaskan sedikit demi sedikit dan dimanfaatkan oleh tanaman (Budiyati,1994). 
      a.       Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman. Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk
digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
      b.      Sekam
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara. Arang sekam sebenarnya juga bagus bagi tanaman karena mempunyai karekteristik sangat ringan (massa jenis: 0,2 Kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori), kapasitas menahan air tinggi,warna cokelat kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektifdan dapat mengurangi pengaruh penyakit khususnya layu bakteri (Satria,2008). Tetapi, arang sekam ini memiliki kelemahan yaitu kurang cocok untuk perkecambahan karena tidak memiliki unsur hara yang cukup ditetapi untuk media tanaman dewasa cukup bagus. ( sumber : http://kangtoo.wordpress.com )

      c.       Tanah Subur
Tanah subur memiliki kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Struktur tanah subur yang gembur dapat membuat tanaman berkembang lebih baik dan cukup efektif dalam menyerap unsur-unsur hara (Salibury and Ross.1991) Secara biologis, tanah yang gembur merupakan media yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya organisme hidup.Baik yang berupa mikroorganisme seperti bakteri akar maupun makroorganisme seperti cacing tanah. (http://www.alamtani.com)

      d.      Tanah Liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. (http://menggapaimimpi1.blogspot.com/2014/09/laporan-hasil-penelitian-membedakan.html)




BAB III
SISTEMATIKA KERJA
3.1       Alat dan Bahan
·         Polybag, 4 lembar
·         Penggaris
·         Biji kacang hijau, 20 biji
·         Media tanam: tanah sawah, tanah subur, pasir, dan abu sekam
·         Air
·         Alat tulis
3.2       Langkah Kerja
·         Menyiapkan alat dan bahan.
·         Merendam biji kacang hijau selama 8 jam.
·         Mengisi masing-masing media tanam kedalam polybag.
·       Menanam biji kecang hijau yang telah direndam kedalam polybag sebanyak 5 biji dengan jarak yang berjauhan antar bijinya.
·    Menyiram media tanam tersebut dengan air sebanyak satu cangkir. Penyiraman tersebut dilakukan satu kali sehari setiap harinya selama dua minggu.
·         Meletakkan setiap polybag pada lokasi yang sama.
·         Mengamati dan mencatat perubahan yang dialami kacang hijau tersebut.
·         Menganalisi hasil yang diperoleh.
·         Membuat laporan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Tabel Hasil Pengamatan
Berikut tabel hasil pengukuran pertumbuhan kacang hijau (cm)
No
Hari Ke
Media Tanam
Sekam Bakar
Tanah Liat
Tanah Subur
Pasir
1
2
-
- 
- 
- 
2
4
 9
11 
11,5 
10,5 
3
6
14 
15 
16,5 
15 
4
8
15 
16 
16,8 
17 
5
10
 mati 
16 
17 
18 
6
12
Mati
16,3 
17,5 
18,5 
Rata-rata
 -
14,86 
15,86 
15,8 

4.2       Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat kita lihat bahwa rata-rata pengukuran pertumbuhan kacang hijau dari yang tertinggi hingga yang terendah yaitu, tanah subur, pasir, tanah liat, dan sekam bakar.
Tumbuhan kacang hijau yang terdapat dalam medium tanah pasir tumbuh  cepat namun ukuran daunnya kecil, batangnya berwarna hijau keputih-putihan. Media tanam pasir mempunyai porositas yang besar dan tidak dapat menyerap air tetapi hanya dapat meneruskan air. Pasir juga menyerap sangat sedikit air dan nutrisi. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan, yang kemudian kecambah biji akan sulit bertumbuh karena kekurangan air. Tetapi keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik.
Tanaman kacang hijau yang terdapat dalam tanah subur lebih pendek daripada tanaman kacang hijau yang terdapat dalam medium tanah pasir. Namun kondisi tanamannya sangat baik. Batangnya berwarna hijau segar dan daunnya lebar. Tanah subur merupakan media tanam yang paling banyak mengandung unsur hara mineral yang diperlukan kacang hijau. Beberapa Unsur Hara Mineral dalam tanah antara lain ; Kwarsa (SiO2), Ca, Mg, K,Na, Fe,P. Selain itu dalam tanah terdapat bahan organik (Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lainnya) air serta udara. Agar dapat terus tumbuh dan berkembang kacang hijau seperti tumbuhan pada umumnya melakukan aktivitas –aktivitas hidup dengan menyerap unsur-unsur hara, mineral dan air dari dalam tanah. Melalui penyerapan unsur hara, air, dan mineral, kacang hijau dapat memperoleh berbagai zat yang diperlukan dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Karena tanah kaya akan unsur hara maka kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Pada sekam bakar tumbuhan kacang hijau tumbuh kurang baik dan mati pada hari ke-10. Hal ini disebabkan sekam bakar memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk sehingga kacang yang sedang tumbuh tidak dapat berpegang kuat pada media tanam ini dan pertumbuhan batangpun menjadi lambat. Sekam bakar memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik. Sekam bakar kurang cocok untuk perkecambahan karena tidak memiliki unsur hara yang cukup tetapi untuk media tanaman dewasa cukup bagus.
Kacang hijau yang ditanam pada media tanah liat mengalami pertumbuhan yang kurang baik pertumbuhannya terhambat dari hari ke-8 sampai hari ke-12. Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki pori-pori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara.
4.3       Uji Hipotesis
Hipotesis menyatakan bahwa berbagai media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau, pernyataan ini dinyatakan benar karena terlihat jelas pada tabel pengamatan bahwa kecepatan perkecambahan kacang hijau berbeda-beda tergantung daya intermolekul dan tekstrur setiap media tanamnya.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa kacang hijau akan lebih cepat tumbuh dimedia tanah subur dibandingkan dengan media pasir, tanah liat, atau sekam bakar. Dari hasil yang diperoleh kacang hijau yang tumbuh di tanah subur tumbuh dengan rata-rata 15,86 sedangkan untuk pasir 15,8; tanah liat 14,86; dan sekam bakar tidak berhasil tumbuh (mati). Maka pernyataan ini dinyatakan benar.


  
BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
        Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
·         Media tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau, karena unsur setiap media tanam berbeda-beda.
·         Tanah subur merupakan media tanam yang lebih baik untuk pertumbuhan kacang hijau daripada di media tanah liat, pasir, atau sekam bakar.

5.2  Saran
·         Sebaiknya dalam melakukan penanaman kacang hijau gunakan tanah subur karena di tanah subur kacang hijau tumbuh lebih baik dan segar.
·         Media pasir lebih baik digunakan sebagai media penyemaian bibit bukan sebagai media tanam tunggal.
·         Penggunaan sekam bakar sebaiknya dicampurkan dengan tanah yang bertujuan untuk menggemburkan tanah. Tidak baik jika melakukan penanaman langsung pada sekam bakar karena tumbuhan akan mati.
·         Tanah liat tidak terlalu bagus untuk penanaman kacang hijau.





DAFTAR PUSTAKA











                                                                                                                                      




LAMPIRAN
 




          


Sekam Bakar                                       Tanah Liat


 
 

                                             Tanah Subur                                        Pasir