Laporan Penelitian Biologi
“Pengaruh Media Tanam Terhadap Kecepatan Pertumbuhan
Kacang Hijau”
Kelompok 1:
Aris Munandar
Anisa Mandasari
Doyosi Oktavianti
Katon Nur Cahyo
Pedo Putra Wijaya
Vivi Asrina Okiawati
Kelas: XII IPA 1
SMA Negeri 1 Lebong Sakti
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas
berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran biologi
dengan tujuan memenuhi tugas praktikum dengan membahas “Pengaruh media tanam
terhadap kecepatan perkecambahan kacang hijau”.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Terima kasih.
Limaupit, Agustus 2015
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1
1.1
Latar
Belakang..............................................................................
1
1.2
Rumusan
Masalah.........................................................................
2
1.3
Tujuan
Penelitian............................................ ..............................
2
1.4
Manfaat
Penelitian.........................................................................
2
1.5
Hipotesis........................................................................................
3
1.6
Variabel..........................................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
4
2.1
Kacang
Hijau..................................................................................
4
2.2
Teori
Mengenai Media Tanam........................................................
5
BAB III SISTEMATIKA KERJA........................................................................
9
3.1
Alat
dan Bahan................................................................................
9
3.2
Langkah
Kerja................................................................................
9
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................
10
4.1
Tabel
Hasil Pengamatan................................................................
10
4.2
Pembahasan...................................................................................
10
4.3
Uji
Hipotesis..................................................................................
12
BAB V PENUTUP.............................................................................................
14
5.1
Kesimpulan....................................................................................
14
5.2
Saran..............................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
15
LAMPIRAN........................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menurut pendapat para tokoh,
perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu
yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan,
menurut Kramer dan Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya
embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.
Dalam perkecambahan, biji kacang hijau selalu mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena
adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak
dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju tercapainya
kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji kacang hijau dapat langsung diukur
apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan,
perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan
melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari awal/tunas.
Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya.
Media tanam merupakan komponen
utama ketika akan bercocok tanam
dimana
tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, pasir, abu sekam, dan sejenis lainnya.
Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi
media tanam bagi benih yang akan ditanam.
Dalam hal
ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu
berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap
perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap
media tanam mengandung unsur dan struktur
yang berbeda-beda. Media
tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin
ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar
akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
1.2
Rumusan Masalah
·
Adakah
pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau?
·
Bagaimana
pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau?
1.3
Tujuan Penelitian
·
Mengetahui
pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau.
·
Mengetahui
media tanam yang paling baik dan kurang baik terhadap pertumbuhan kacang hijau.
1.4
Manfaat Penelitian
·
Sebagai sumber informasi bagi pembaca yang belum mengetahui pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan kacang hijau.
·
Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi
pertanian.
1.5
Hipotesis
·
Kecepatan
pertumbuhan setiap media tanam berbeda-beda.
·
Kacang
hijau akan lebih cepat tumbuh dimedia tanah subur dibandingkan dengan media
pasir, tanah sawah, atau abu sekam.
1.6
Variabel
·
Variabel
bebas : Media tanam.
·
Variabel
control : Biji kacang hijau, air,
cahaya matahari.
·
Variabel
terikat : Kecepatan pertumbuhan
kacang hijau.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Kacang hijau
Dalam pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan kacang
hijau
ini, dasar teori yang digunakan adalah teori totipotensi yang ditulis
oleh Schleiden dan Schwann yang menyatakan bahwa teori totipotensi adalah
bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di dalam
media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang
sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui
biji atau spora. (Suryowinoto
dan Suryowinoto, 1977)
Berdasarkan klasifikasi tumbuhan,
tanaman kacang hijau menempati kedudukan
sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiate
2.2
Teori Mengenai Media Tanam
Media tanam yang akan
digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Secara
umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar,
menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Media tanam berfungsi
sebagai tempat akar melekat, mempertahankan kelembaban dan sebagai sumber
makanan. Media yang baik dapat menyimpan air untuk kemudian dapat dilepaskan
sedikit demi sedikit dan dimanfaatkan oleh tanaman (Budiyati,1994).
a.
Pasir
Pasir
sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai
media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek
batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan
bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.
Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan
dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar
(pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses
penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir
sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian,
media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan
yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan
sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan
pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik
lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan
jenis tanaman. Pasir pantai atau semua pasir yang
berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
b.
Sekam
Sekam padi
adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang
biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar).
Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai
media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga
sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Penggunaan
sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba
patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga
memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini
menjadi gembur. Namun,
sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sementara
kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak
mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak
mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara. Arang sekam
sebenarnya juga bagus bagi tanaman karena mempunyai karekteristik sangat ringan
(massa jenis: 0,2 Kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori),
kapasitas menahan air tinggi,warna cokelat kehitaman sehingga dapat
mengabsorbsi sinar matahari dengan efektifdan dapat mengurangi pengaruh
penyakit khususnya layu bakteri (Satria,2008). Tetapi,
arang sekam ini memiliki kelemahan yaitu kurang cocok untuk perkecambahan
karena tidak memiliki unsur hara yang cukup ditetapi untuk media tanaman dewasa
cukup bagus. ( sumber : http://kangtoo.wordpress.com
)
c.
Tanah Subur
Tanah subur memiliki kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Struktur
tanah subur yang gembur dapat membuat tanaman berkembang lebih baik dan cukup
efektif dalam menyerap unsur-unsur hara (Salibury and Ross.1991) Secara biologis,
tanah yang gembur merupakan media yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya
organisme hidup.Baik yang berupa mikroorganisme seperti bakteri akar maupun
makroorganisme seperti cacing tanah. (http://www.alamtani.com)
d.
Tanah Liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket
atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori
berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki
kemampuan mengikat air yang cukup kuat.
Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara.
Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air
gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat
sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban. Pada
dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan
dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara.
(http://menggapaimimpi1.blogspot.com/2014/09/laporan-hasil-penelitian-membedakan.html)
BAB
III
SISTEMATIKA
KERJA
3.1
Alat dan Bahan
·
Polybag,
4 lembar
·
Penggaris
·
Biji
kacang hijau, 20 biji
·
Media
tanam: tanah sawah, tanah subur, pasir, dan abu sekam
·
Air
·
Alat
tulis
3.2
Langkah Kerja
·
Menyiapkan
alat dan bahan.
·
Merendam
biji kacang hijau selama 8 jam.
·
Mengisi
masing-masing media tanam kedalam polybag.
· Menanam
biji kecang hijau yang telah direndam kedalam polybag sebanyak 5 biji dengan
jarak yang berjauhan antar bijinya.
· Menyiram
media tanam tersebut dengan air sebanyak satu cangkir. Penyiraman tersebut
dilakukan satu kali sehari setiap harinya selama dua minggu.
·
Meletakkan
setiap polybag pada lokasi yang sama.
·
Mengamati
dan mencatat perubahan yang dialami kacang hijau tersebut.
·
Menganalisi
hasil yang diperoleh.
·
Membuat
laporan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel
Hasil Pengamatan
Berikut tabel hasil pengukuran pertumbuhan kacang
hijau (cm)
No
|
Hari Ke
|
Media Tanam
|
|||
Sekam Bakar
|
Tanah Liat
|
Tanah Subur
|
Pasir
|
||
1
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
4
|
9
|
11
|
11,5
|
10,5
|
3
|
6
|
14
|
15
|
16,5
|
15
|
4
|
8
|
15
|
16
|
16,8
|
17
|
5
|
10
|
mati
|
16
|
17
|
18
|
6
|
12
|
Mati
|
16,3
|
17,5
|
18,5
|
Rata-rata
|
-
|
14,86
|
15,86
|
15,8
|
4.2
Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan yang telah dilakukan,
dapat kita lihat bahwa rata-rata pengukuran pertumbuhan kacang hijau dari yang
tertinggi hingga yang terendah yaitu, tanah subur, pasir, tanah liat, dan sekam
bakar.
Tumbuhan kacang hijau yang terdapat dalam medium tanah pasir tumbuh cepat namun ukuran daunnya kecil, batangnya berwarna hijau
keputih-putihan. Media tanam pasir mempunyai porositas yang besar dan
tidak dapat menyerap air tetapi hanya dapat meneruskan air. Pasir juga
menyerap sangat sedikit air dan nutrisi. Oleh
karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan, yang kemudian kecambah biji akan sulit
bertumbuh karena kekurangan air. Tetapi
keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan memiliki aerasi (ketersediaan
rongga udara) dan drainase yang baik.
Tanaman kacang hijau yang terdapat dalam tanah subur lebih pendek daripada tanaman
kacang hijau yang terdapat dalam medium tanah pasir. Namun kondisi tanamannya
sangat baik. Batangnya berwarna hijau segar dan daunnya lebar. Tanah subur merupakan media tanam yang paling
banyak mengandung unsur hara mineral yang diperlukan kacang hijau. Beberapa
Unsur Hara Mineral dalam tanah antara lain ; Kwarsa (SiO2), Ca, Mg, K,Na, Fe,P.
Selain itu dalam tanah terdapat bahan organik (Sumber unsur hara N, P, S, unsur
mikro dan lainnya) air serta udara. Agar
dapat terus tumbuh dan berkembang kacang hijau seperti tumbuhan pada umumnya
melakukan aktivitas –aktivitas hidup dengan menyerap unsur-unsur hara, mineral
dan air dari dalam tanah. Melalui penyerapan unsur hara, air, dan mineral,
kacang hijau dapat memperoleh berbagai zat yang diperlukan dalam masa
pertumbuhan dan perkembangannya.
Karena tanah kaya akan unsur hara maka kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Pada sekam bakar
tumbuhan kacang hijau tumbuh kurang baik dan mati pada hari ke-10. Hal ini
disebabkan sekam bakar memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga
membuat media tanam ini menjadi gembur. Namun, sekam bakar cenderung mudah
lapuk sehingga kacang yang sedang tumbuh tidak dapat berpegang kuat pada media
tanam ini dan pertumbuhan batangpun menjadi lambat. Sekam bakar memiliki
kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik. Sekam bakar kurang
cocok untuk perkecambahan karena tidak memiliki unsur hara yang cukup tetapi
untuk media tanaman dewasa cukup bagus.
Kacang hijau yang
ditanam pada media tanah liat mengalami pertumbuhan yang kurang baik
pertumbuhannya terhambat dari hari ke-8 sampai hari ke-12. Tanah liat merupakan
jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket. Karakteristik dari tanah
liat adalah memiliki pori-pori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih
banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki
kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air
kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang
berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori
mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara
menjadi lamban. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga
perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara.
4.3
Uji Hipotesis
Hipotesis menyatakan bahwa berbagai media tanam dapat berpengaruh
terhadap kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau, pernyataan ini dinyatakan
benar karena terlihat jelas pada tabel pengamatan bahwa kecepatan perkecambahan
kacang hijau berbeda-beda tergantung daya intermolekul dan tekstrur setiap
media tanamnya.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa kacang hijau akan lebih cepat tumbuh
dimedia tanah subur dibandingkan dengan media pasir, tanah liat, atau sekam
bakar. Dari hasil yang diperoleh kacang hijau yang tumbuh di tanah subur tumbuh
dengan rata-rata 15,86 sedangkan untuk pasir 15,8; tanah liat 14,86; dan sekam
bakar tidak berhasil tumbuh (mati). Maka pernyataan ini dinyatakan benar.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
·
Media
tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau, karena unsur setiap media
tanam berbeda-beda.
·
Tanah
subur merupakan media tanam yang lebih baik untuk pertumbuhan kacang hijau
daripada di media tanah liat, pasir, atau sekam bakar.
5.2 Saran
·
Sebaiknya
dalam melakukan penanaman kacang hijau gunakan tanah subur karena di tanah
subur kacang hijau tumbuh lebih baik dan segar.
·
Media
pasir lebih baik digunakan sebagai media penyemaian bibit bukan sebagai media
tanam tunggal.
·
Penggunaan
sekam bakar sebaiknya dicampurkan dengan tanah yang bertujuan untuk
menggemburkan tanah. Tidak baik jika melakukan penanaman langsung pada sekam
bakar karena tumbuhan akan mati.
·
Tanah
liat tidak terlalu bagus untuk penanaman kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sekam Bakar Tanah
Liat